“Ini adalah tren baru pariwisata kita, pariwisata berbasis komunitas. Pariwisata yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat dan terbuka peluang untuk pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga di Aceh Besar, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Sandiaga usai meninjau Desa Wisata Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, yang terpilih dalam 50 besar finalis pada Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
Baca juga: Menparekraf jadikan Nusa desa wisata pertama berbasis edukasi bencana
Sandiaga mencontohkan Aceh Besar yang memiliki 604 gampong dalam 23 kecamatan. Oleh karenanya pemerintah daerah bisa menggerakkan desa-desanya untuk terus berinovasi, dalam memanfaatkan potensi desa masing-masing.
“Mudah-mudahan lebih banyak lagi yang menjadi desa wisata, yang bisa menggerakkan ekonomi, mengangkat kesejahteraan masyarakatnya dan membuka lapangan kerja, khususnya untuk anak-anak muda,” kata Sandiaga.
Selama ini, menurut dia, kita fokus terhadap kuantitas, dan menjadikan wisatawan mancanegara sebagai andalan. Padahal Indonesia memiliki jutaan wisatawan nusantara yang juga bisa menjadi pendongkrak tingkat kunjungan wisata di seluruh Tanah Air.
“Kita punya wisatawan nusantara yang ingin merasakan bagaimana eloknya pemandangan bukit barisan, bagaimana rasanya bermain permainan yang mungkin di masa kita kecil dimainkan tapi sekarang sudah tidak ada lagi, dan merasakan bagaimana berkemah serta kuliner-kuliner lokal,” katanya.
Baca juga: Menparekraf kunjungi situs tsunami PLTD Apung di Aceh
Ada 1.831 desa wisata yang ikut dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Maka pada tahun depan, kata Sandiaga, Kemenparekraf akan mengembangkan lagi program tersebut sehingga lebih lagi desa-desa yang mengikutinya.
Karena melalui desa wisata ini kita bisa menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat, seperti Gampong Nusa, katanya.
Sementara itu, Pegiat Desa Wisata Nusa, Aceh Besar, Rubama mengatakan desa wisata Nusa merupakan gampong yang terus bergerak mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
Potensi lokal yang dimiliki terus diramu menjadi berbagai atraksi wisata dengan tujuan utama, dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Salah satunya, saat ini Gampong Nusa telah memiliki 42 unit homestay, rumah panggung kayu tradisional dengan balutan warna-warni dari swadaya warga desa Nusa.
"Bangkit dari keterpurukan tsunami 2004 silam, banyak proses yang kita lalui sejak 2010, kita menginisiasi untuk memanfaatkan potensi di gampong berbasis based tourism,” katanya.
Kita ingin mewujudkan gampong berdaulat dan kemudian masyarakat sejahtera dan kuat," kata Rubama lagi.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021