Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi optimistis nilai transaksi pada pameran dagang terbesar RI, Trade Expo Indonesia Digital Exibition (TEI-DE) 2021 mencapai target 1,5 miliar dolar AS setelah diresmikan pembukaannya oleh Presiden Joko Widodo secara virtual pada Kamis.TEI tahun ini disambut antusiasme yang sangat tinggi dari para eksportir
"Kami optimistis bahwa transaksi perdagangan TEI tahun ini akan meningkat dari pelaksanaan TEI 2020 yang angkanya 1,3 miliar dolar AS menjadi 1,5 miliar dolar AS pada TEI tahun ini," kata Mendag saat memberi sambutan pada Pembukaan TEI-DE 2021 yang disiarkan virtual, Kamis.
Mendag menyampaikan TEI tahun ini disambut antusiasme yang sangat tinggi dari para eksportir, yang terbukti dari stan yang telah terisi sebanyak 834 pelaku usaha. Jumlah tersebut meningkat dari TEI 2020 yang diikuti 690 pengusaha.
Hingga TEI-DE diluncurkan, tercatat lebih dari 2.900 calon pembeli dari 105 negara telah mendaftar secara online dan angka tersebut diyakini akan terus naik seiring dengan terselenggaranya pameran tersebut.
Mendag menyampaikan di tengah tantangan pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia selama dua tahun terakhir, pameran dagang terbesar Indonesia yakni TEI yang ke-36 kembali dihadirkan.
"Perhelatan TEI yang diselenggarakan secara digital sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi pandemi dan untuk tetap mempromosikan produk-produk Indonesia ke pasar global," ujar Mendag.
Menurut dia, tema yang diangkat pada TEI tahun ini adalah "Reviving Global Trade", yang diangkat sebagai bagian dari upaya dan strategi Indonesia untuk menghidupkan kembali perdagangan global.
Selain itu, sebagai terobosan baru bagi pelaku usaha Indonesia untuk mempromosikan produk-produknya ke tingkat dunia.
Mendag menambahkan, untuk pertama kalinya dalam pergelaran TEI, Indonesia mempromosikan produk halal dan fesyen muslim Indonesia dengan menyediakan platform khusus bagi produk-produk halal Indonesia, serta meluncurkan Jakarta Muslim Fashion Week yang akan dilaksanakan secara bersamaan dengan TEI.
"Hal ini kami lakukan sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dan kiblat mode bagi industri fesyen muslim dunia dimasa yang akan datang," tukas Lutfi.
Menurut dia, pasar produk halal dunia sangat menjanjikan, yang mana warga muslim dunia diperkirakan membelanjakan lebih dari 2 triliun dolar AS di sektor makanan, produk farmasi, kosmetik, fesyen, serta rekreasi.
"Ini adalah peluang yang harus kita manfaatkan dengan baik. Saat ini, ekspor Indonesia untuk produk halal mencapai 6 miliar dolar AS atau setara dengan peringkat ke 21 dunia," ungkap Lutfi.
Sedangkan, lanjutnya, untuk ekspor fesyen muslim diperkirakan sebesar 4,1 miliar dolar AS atau setara dengan 13 besar di dunia.
Selain itu, TEI tahun ini juga akan melaksanakan peluncuran program Expora yaitu produk kelahiran BNI 46 untuk membantu UMKM agar dapat menembus pasaar ekspor.
Selain itu, terdapat serangkaian forum di antaranya Trade Tourism and Investment Forum (TTI), business matching, business forum, business conseling, serta pemberian penghargaan Primaniyarta dan Primaduta kepada eksportir terbaik yang terus mampu menjaga kinerjanya di masa pandemi.
"Pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas kerja sama dan dukungan penuh dari Kementerian Luar Negeri, para duta besar, konsulat jenderal, serta perwakilan RI di negara mitra. Kadin Indonesia, dan kamar dagang negara-negara sahabat yang telah berupaya maksimal dalam mempromosikan TEI sekaligus menjaring calon pembeli dari mancanegara," ujar Mendag.
Baca juga: Presiden Jokowi yakin ekspor masih bisa tumbuh lebih tinggi
Baca juga: TEI 2021 peluang hidupkan kembali kontribusi RI di perdagangan global
Baca juga: Mendag bidik nilai transaksi TEI ke-36 capai 1,5 miliar dolar AS
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021