Pemerintah memberikan perhatian terhadap tren perjalanan wisata yang mengalami perubahan, dari wisata massal menjadi wisata alternatif yang berorientasi pada alam atau budaya lokal.Tren ini tentunya menjadi isu yang harus direspon bersama oleh semua elemen, termasuk instansi pemerintah atau kementerian/lembaga
"Tren ini tentunya menjadi isu yang harus direspon bersama oleh semua elemen, termasuk instansi pemerintah atau kementerian/lembaga," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi "keynote speaker" dalam Webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata secara daring, di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Kemenhub telah menyusun serangkaian kebijaksanaan dan langkah konkrit berupa dukungan program dan kegiatan pengembangan infrastruktur untuk peningkatan konektivitas dan aksesabilitas dari dan menuju kawasan strategis pariwisata nasional maupun aksesabilitas wilayah yang menghubungkan simpul-simpul transportasi menuju ke lokasi pariwisata di seluruh Indonesia.
Baca juga: Menhub: Indonesia dukung tujuan pembangunan berkelanjutan 2030
"Dengan adanya keterhubungan simpul bandara, pelabuhan, terminal ataupun stasiun kereta api menjadi lebih sempurna," kata Budi dalam siaran persnya.
Presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijakan mendorong terwujudnya 10 Bali baru sebagai tindak lanjut.
"Semua kementerian/lembaga untuk bersinergi dan berkolaborasi mendukung sektor pariwisata ini secara masif. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diwujudkan 'world class tourism destination'. Meningkatnya angka kunjungan ke destinasi wisata nasional serta peningkatan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Budi pun mengapresiasi berbagai program PDIP yang banyak memberikan perhatian terhadap pengembangan potensi daerah dan pariwisata.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di dalam webinar menyampaikan Jawa Tengah mempunyai Perda tentang Pemberdayaan Desa Wisata.
"Ini yang merangsang agar desa wisata bisa tumbuh. Ada strategi penetapan pengelolaan dan seterusnya. Bagaimana agar kita bisa menyaring, maka kita punya tahapan. Mulai dari kelompok masyarakat, BUMDES, dan pihak lain melalui Kades, Lurah, mereka mengusulkan bahwa desanya bisa menjadi desa wisata," kata Ganjar.
Baca juga: Indonesia aktif cari solusi atasi keterpurukan penerbangan sipil
Masyarakat, tambah dia, memang harus selalu kreatif, inovatif dan tak pernah berhenti dalam membangun desa wisata.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam kesempatan yang sama menguraikan "best practises" di wilayah Bali.
Dengan segala keunikannya dan daya tarik yang dapat diberdayakan dan dikembangkan, sehingga produk wisata dapat menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut.
"Tentu keunikan ini harus jeli mengidentifikasi. Kadang-kadang kita tidak mampu melihat apa sih keunikan di desa. Nah kita juga berpikir kepada 'market', apa sih yang sebenarnya kita ingin tunjukkan ke orang lain. Setelah keunikan kita identifikasi, selanjutnya kita lestarikan dengan menjaga memperbaiki, butuh sentuhan-sentuhan kecil sehingga keunikan ini menarik," ujarnya.
Oka mencontohkan, Desa Ubud hingga kini masih tetap eksis sebagai desa wisata tanpa meninggalkan aura tradisi dan aura kedesaannya.
"Ini harus kita jaga dan dalam menjaga ini perlu pembiayaan," ucapnya.
Baca juga: Menhub apresiasi seluruh insan transportasi Indonesia
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021