Menurut Ahmad Basarah dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, para kiai dan santri membuka diri untuk menjadikan pesantren sebagai pusat-pusat vaksinasi sambil melakukan kontranarasi terhadap sejumlah berita hoaks yang tidak mendukung kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Ami dalam menanggulangi pandemi.
‘"Tindakan nyata pondok pesantren melalui peran kiai dan santri dalam mendukung program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah itu saya nilai sebagai jihad gaya baru. Mereka berjuang dengan ikhlas memerdekakan masyarakat dari belenggu pandemi agar bisa melakukan aktivitas keagamaan seperti semula, mulai dari salat berjamaah secara normal, menghadiri acara keagamaan, hingga umrah dan haji,’" tutur Wakil Ketua MPR.
Peringatan Hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.
Baca juga: Masyarakat Ekonomi Syariah luncurkan logo baru di Hari Santri Nasional
Baca juga: Wapres dorong pesantren mampu beradaptasi dengan perubahan zaman
Tanggal tersebut dipilih merujuk pada fatwa Resolusi Jihad Fii Sabililah oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Saat itu, beliau mewajibkan setiap muslim dan muslimat membela negara dari gempuran tentara sekutu atas dasar keimanan pada Allah dan cinta Tanah Air.
Kini, merujuk data Kementerian Agama Republik Indonesia, ada lebih dari 27.000 pondok pesantren dengan sekitar 4 jutaan santri yang turun melaksanakan jihad gaya baru, yaitu membela negara dari gempuran musuh COVID-19.
"Tema Hari Santri tahun ini adalah 'Santri Siaga Jiwa Raga'. Tema ini saya nilai tepat untuk kondisi sekarang. Para santri berarti harus siaga jiwa dan raga untuk terus melanjutkan misi besar resolusi jihad yang disampaikan KH Hasyim Asy'ari dalam situasi kekinian. Jika dulu resolusi jihad mengusir penjajah, sekarang mereka berjihad mengusir siluman COVID-19," ucap Ahmad Basarah.
Menurutnya, jika diibaratkan musuh peperangan yang mengancam stabilitas negara, "siluman" COVID-19 tidak mengenal hukum perang. Semua kalangan dapat menjadi korban dari keganasan virus itu tanpa mempertimbangkan jabatan, suku, agama, ras, termasuk para kiai yang menjadi panutan para santri.
Menurut data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), sampai 27 Agustus 2021, ada 723 kiai meninggal akibat COVID-19.
Ahmad Basarah juga mengapresiasi pesantren dan kaum santri yang selalu menggandeng aparat keamanan saat menghadapi musuh nasional.
Dia juga berpendapat, jika di era KH Hasyim Asy'ari para santri dan kiai berjuang bersama tentara mengusir penjajah, saat melawan pandemi COVID-19, mereka bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri melaksanakan vaksinasi.
‘"Jika kerja sama TNI, Polri, kaum nasionalis, dan kelompok Islam sebagai mayoritas bangsa terus berlangsung seperti ini, saya optimistis NKRI aman dari setiap ancaman fisik maupun ideologi. Sejarah membuktikan, kekuatan kultural bersatunya umat Islam, golongan nasionalis dan TNI/Polri ini mampu menjaga eksistensi Negara Pancasila dan NKRI selamanya,’" ujarnya.
Ia juga mengakui, pernyataannya itu merujuk pada pemberitaan beberapa waktu lalu, ketika Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung kegiatan vaksinasi massal di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, pertengahan Juli 2021.
Sebulan kemudian (25/8), kedua petinggi Polri dan TNI tersebut terlihat turun bersama meninjau vaksinasi oleh TNI/Polri di 41 pondok pesantren seluruh Jawa Timur.
Baca juga: Wapres: Pesantren bertransformasi jadi penggerak ekonomi masyarakat
Baca juga: Menag ajak santri miliki komitmen bela Tanah Air di sepanjang hidupnya
Di Jawa Tengah, vaksinasi dilakukan langsung oleh TNI, dipusatkan di Ponpes Yajri Payaman, Magelang, juga dihadiri Hadi Tjahjanto, Senin (20/9).
"Sinergi TNI dan Polri menggandeng alim ulama terutama pondok pesantren adalah teladan baik yang harus dicontoh. Ketika negara dalam ancaman, mereka kompak bergerak merangkul rakyat mengatasi ancaman itu. Saya berharap kita semua meneladani kerja keras prajurit TNI, Polri, bersama umat Islam dan kelompok lainnya mengamankan NKRI dari segala ancaman dan tantangan," tutur Ahmad Basarah.
Harapan Ahmad Basarah sejalan dengan imbauan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
"Dalam konteks Indonesia dan dunia yang sedang menghadapi pandemi ini, santri harus mengambil peran untuk berjihad memberikan sumbangsih terbaiknya untuk membantu menanggulangi wabah Covid-19," ujar Kiai Said.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021