Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, Indonesia akan melanjutkan reformasi perdagangan agar lebih terintegrasi ke dalam ekonomi dunia dengan memperkuat kerja sama ekonomi kawasan guna membangkitkan perdagangan global.
Hal itu disampaikan Mendag Lutfi dalam acara “Trade, Tourism, and Investment Forum Reviving Global Trade through Strengthening Regional Economic Partnership” yang digelar secara virtual.
“Diharapkan forum ini dapat menghasilkan diskusi tentang tantangan, peluang, dan ide di sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi global. Diharapkan juga, forum ini dapat memberikan perkembangan kebijakan, informasi, dan strategi terkini ketiga sektor tersebut,” kata Mendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Karenanya, lanjut Mendag, Indonesia mendukung ekonomi yang lebih terbuka, melakukan perdagangan secara adil, serta saling menguntungkan untuk mendapatkan pasar yang lebih baik.
Acara itu merupakan bagian dari rangkaian gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 Digital Edition yang mengusung tema “Reviving Global Trade” yang dibuka pada hari yang sama.
Menurut Mendag, koherensi kebijakan antara perdagangan, investasi, dan kawasan industri akan secara signifikan menguntungkan global, khususnya pemulihan dan pembangunan ekonomi.
“Perdagangan dan investasi yang tertanam dalam rantai nilai global dan regional adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan industrialisasi, pertumbuhan, dan menciptakan kondisi yang berkelanjutan, terutama pascapandemi COVID-19,” ucapnya.
Indonesia, lanjut Mendag, memastikan bahwa perdagangan dan investasi internasional dapat berkontribusi efektif terhadap pemulihan ekonomi global. Hari ini adalah momentum untuk menunjukkan kemampuan dalam bekerja sama meningkatkan perdagangan.
“Indonesia akan terus merundingkan perjanjian perdagangan dengan pemikiran yang sama, baik negara besar dan kecil, sebagai upaya untuk posisi yang lebih baik dalam rantai nilai global. Saat ini, Kemendag dalam proses negosiasi 23 kesepakatan perdagangan bilateral dan regional,” terang Mendag.
Sementara Menteri Bahlil menjelaskan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi yang paling besar dalam pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi dan investasi. Kalau dilihat dari perkembangan hasil survey, konsumsi sudah stagnan sehingga tinggal investasi yang akan didorong.
Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan kolaborasi antarinstansi dalam mengakselerasi. Terdapat tiga strategi untuk mendorong investasi, yaitu hilirisasi, insentif dan penyediaan alternatif kawasan industri, serta pemberian hak istimewa dalam bentuk insentif bagi investor yang berinvestasi di luar Jawa.
“Untuk hilirisasi, seperti nikel dan merambah komoditas lain, tetap menjadikan industri yang minimal 70 persen nilai tambahnya sudah harus masuk Indonesia. Sementara untuk insentif kawasan Industri, seperti di Batam, tanahnya pasti lebih murah dan izin akan diurus Pemerintah,” terang Menteri Bahlil.
Sementara Menteri Sandi memaparkan, pandemi COVID-19 memukul sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dunia. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia turun 80 persen dan ekonomi kreatif Indonesia pun tumbuh minus.
Pandemi juga mengubah gaya bepergian, yaitu secara personal, dapat menyesuaikan, secara lokal, dan dalam jumlah yang lebih kecil. Karakteristiknya berdasarkan higienis, mobilitas rendah, sedikit kerumunan, dan minim sentuhan.
“Untuk itu, Kemenparekraf menerapkan strategi fundamental meliputi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Tidak hanya untuk bertahan, tapi juga untuk menggenjot pemulihan membangun ulang Indonesia dengan lebih baik,” ujar Sandi.
Sandi menambahkan dengan optimistis, pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia akan pulih dan bertumbuh. Lima destinasi super prioritas sedang dikembangkan untuk tidak sekedar menjadi daya tarik wisatawan, tapi juga diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.
Baca juga: Mendag: PMI manufaktur RI tunjukkan optimisme peningkatan ekspor
Baca juga: Mendag luncurkan logo baru Kementerian Perdagangan
Baca juga: Mendag G20 berkomitmen pulihkan ekonomi akibat pandemi COVID-19
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021