"Pameran ini menghadirkan betapa pentingnya tokoh pers dibalik perjuangan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan. Sumpah Pemuda kita tahu cikal bakal untuk kemerdekaan kita. Jadi saya senang sekali dengan adanya pameran ini," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra di Jakarta, Jumat.
Mahendra mengatakan bahwa fondasi kebangsaan Indonesia dibangun oleh tradisi pers para pemuda di awal abad 20. Pers saat itu, kata dia, adalah alat perlawanan terhadap kolonialisme, sekaligus menyatukan kolektivitas Tanah Air dalam kesadaran berbangsa.
Dia menyebut bahwa para pemuda di era pergerakan nasional sebagian besar adalah jurnalis, seperti Tjipto Mangunkusumo, Soekarno, Siti Sundari, dan W.R. Supratman, dan sebagainya.
Mereka, ucap Mahendra, bergerak bersama melawan penjajah, mengabarkan semangat persatuan Indonesia, dan juga menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia layak untuk diperjuangkan dan dimerdekakan.
Oleh karena itu, dia menilai pameran yang digelar oleh Museum Sumpah Pemuda ini merupakan langkah tepat agar masyarakat, khususnya generasi muda dapat belajar tentang pentingnya merawat semangat persatuan dan kebhinekaan dalam simpul kebangsaan.
"Jika dulu itu kita melawan kolonial, sekarang kita harus bergotong royong, berkolaborasi dengan siapapun, antar suku, antar bangsa, untuk memajukan bangsa ini," ucap dia.
Pameran yang bertajuk “Lawan!” ini merupakan refleksi perjuangan tokoh pers Sumpah Pemuda menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Mereka sebagian besar adalah jurnalis
yang kerap menggelorakan semangat kebangsaan Indonesia.
Pameran “Lawan!” dapat dikunjungi secara langsung mulai 22 hingga 31 Oktober 2021 di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Pameran tersebut juga dapat dilihat secara daring mulai tanggal 22 Oktober hingga 9 November 2021 melalu laman pameran www.pameranlawan.com.
Melalui daring, pengunjung akan disuguhi konten kreatif dan layanan tur virtual 360° sehingga memberikan pengalaman nyata seolah-olah berkunjung secara langsung.
Baca juga: Edukator museum harapkan anak muda di Indonesia tetap kunjungi museum
Baca juga: Digitalisasi museum permudah masyarakat untuk berkunjung secara daring
Baca juga: Lima tempat yang bisa dikunjungi untuk melepas penat di Jakarta
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021