"Peningkatan kompetensi calon pekerja ini yang sedang kami lakukan," ujar Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan tertulis yang diterima dari Jakarta, Jumat.
Ida mengatakan peningkatan keterampilan para calon/pencari pekerja itu dilakukan melalui berbagai pelatihan vokasi, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta.
Menurutnya, peningkatan kompetensi ini penting dilakukan mengingat dalam profil ketenagakerjaan Indonesia didominasi pencari kerja yang berpendidikan SMP ke bawah dan keterampilan terbatas. Kemampuan terbatas dari pekerja bakal berimplikasi pada produktivitas.
"Ini pekerjaan terberat kita. Padahal kita akan punya bonus demografi, yakni usia produktifnya dominan 70 persen, dan menjadi tidak baik kalau tidak diikuti oleh kompetensi yang belum memiliki daya saing," kata dia.
Ida menilai pelatihan vokasi dipilih karena pemerintah tidak bisa memaksakan orang yang bukan lagi usia kerja untuk kembali mengikuti pendidikan vokasi atau pendidikan formal.
Ia mengatakan upaya Kemnaker dalam mewujudkan pencari kerja yang kompeten dengan cara menggencarkan pembangunan BLK komunitas di tengah-tengah masyarakat.
"Ini sebagai upaya mendekatkan akses pelatihan kepada masyarakat," kata dia.
Untuk itu, sejak 2017 hingga 2020, Kemnaker telah membangun 2.127 BLK komunitas yang melatih masyarakat dengan berbagai kejuruan dan program pelatihan.
Sementara dari sisi kualitas, pihaknya telah mengembangkan program kejuruan di BLK komunitas menjadi 24 program kejuruan. Selain itu, BLK komunitas juga didorong untuk bekerja sama dengan industri setempat.
"Sehingga pelatihan vokasi yang diselenggarakan di BLK Komunitas memiliki relevansi dengan kebutuhan industri setempat," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021