• Beranda
  • Berita
  • Pengelolaan hutan pembangunan di Sulbar diselaraskan pelestarian

Pengelolaan hutan pembangunan di Sulbar diselaraskan pelestarian

23 Oktober 2021 02:57 WIB
Pengelolaan hutan pembangunan di Sulbar diselaraskan pelestarian
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Muhammad Idris meminta agar pengelolaan hutan untuk pembangunan Sulbar diselaraskan pelestariannya, di Mamuju, Jumat (22/10/2021) ANTARA Foto/ M Faisal Hanapi
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Muhammad Idris meminta agar pengelolaan hutan untuk pembangunan di Sulbar diselaraskan pelestariannya.

"Provinsi Sulbar sangat membutuhkan program starategis dalam pengelolaan dan pelestarian hutan, agar tidak rusak dan terpelihara," kata Sekda Sulbar, di Mamuju, Jumat.

Baca juga: Wamenlu: Indonesia terdepan dalam kehutanan berkelanjutan

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulbar mendukung dan memberikan apresiasi kepada tim konsultan pelaksana project forest program IV untuk menjaga pelestarian hutan.

"Sulbar adalah daerah hutan sehingga butuh hati hati mengelola hutan mengambil kekayaan alamnya dan untuk kepentingan pembangunan," katanya.

Baca juga: Menjaga karbon lewat pengelolaan HLG Sungai Buluh

Idris berharap, agar pengelolaan hutan untuk usaha pembangunan Sulbar diselaraskan pelestariannya, agar hutan tetap dapat menjadi peluang untuk dimanfaatkan bagi peningkatan ekonomi daerah.

"Sulbar butuh program startegis mengelola memanfaatkan hutan sekaligus menjaga dan melestarikan hutan agar tidak rusak dan bermanfaat bagi generasi mendatang," katanya.

Baca juga: KLHK: Pengelolaan hutan di APL harus mengedepankan perlindungan

Deputi Chief Of Technical Okta User atau konsultan pelaksana pendamping project Forest IV Sulbar, Syaiful mengatakan, forest program IV merupakan program kerjasama antara Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia untuk mendorong untuk pelestarian energi dan juga mendukung kebijakan rehabilitasi hutan dan konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Syaiful mengungkapkan, forest program IV dilaksanakan pada Daerah Aliran Sungai Kabupaten Mamasa dan Taman Nasional Gandang Dewata yang ada di Karama Kabupaten Mamuju, Karama.

Baca juga: KLHK paparkan kontribusi sektor kehutanan di masa pandemi

"Forest project program forest IV dilaksanakan karena PLTA Bakaru yang di bangun oleh Jepang di Tahun 1980 dan baru diresmikan pemerintah di Indonesia pada tahun 1998 memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS) Mamasa, telah mengalami sedimentasi dan sudah mengalami pendataran yang berat," katanya.

Ia mengatakan, program forest IV tersebut juga agar terjadi kerjasama pemimpin di daerah dalam melakukan normalisasi sungai dan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola usaha kehutanan.

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021