Di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, Eri memaparkan bahwa dua kebun raya seluas 4.570,33 hektare itu mampu menyerap emisi karbon hingga 5.720,19 ton C/hektare di bagian pantai utara dan 8.064,39 ton C/hektare di bagian pantai timur.
Ia mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya berupaya meningkatkan kualitas lingkungan dengan melakukan penanaman bibit pohon mangrove dan menjaga kelestarian ekosistem kawasan pesisir.
"Di bagian pesisir timur dan utara kota ditanami berbagai jenis pohon bakau dengan tetap memperhatikan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut untuk melestarikan struktur geologi pesisir serta melindungi satwa liar, termasuk burung migran," kata Eri.
Selain itu, pemerintah kota berusaha memperluas ruang terbuka hijau. Menurut Eri, ruang terbuka hijau di Surabaya luasnya pada 2020 mencapai 7.356,96 hektare atau 21,99 persen dari luas wilayah, melampaui persyaratan minimal 20 persen luas wilayah.
Ruang terbuka hijau seluas itu, menurut dia, berkontribusi menyerap CO2 hingga 642.794,59 ton per tahun.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota untuk memperbaiki kualitas lingkungan telah mengantar Kota Surabaya mendapat penghargaan ASEAN Environtmentally Sustainable City kategori udara terbersih pada 21 Oktober 2021.
Baca juga:
BRGM merehabilitasi 1.500 hektare hutan mangrove di Papua Barat
KLHK dan BRGM percepat rehabilitasi ekosistem mangrove
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021