Wakil Ketua DPR-RI Rachmat Gobel menjajaki kemungkinan kerja sama atau joint investment dengan industri traktor di Belarus untuk mendukung produktivitas petani dan ketahanan pangan di Indonesia melalui mekanisasi dan modernisasi pertanian.Kualitasnya bagus dan harganya juga tidak mahal, cukup kompetitif.
"Kualitasnya bagus dan harganya juga tidak mahal, cukup kompetitif," kata Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) itu pada kunjungan kerjanya ke Belarus, di Minsk, Jumat.
Ia mencontohkan harga traktor tangan yang diproduksi Belarus Minsk Tractor Works itu hanya Rp17 juta per unit. Pabrik tersebut memproduksi 27 jenis traktor yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemesannya, dengan kapasitas produksi mencapai 40 ribu unit per tahun yang sebagian besar atau 60 persen diekspor ke ke lebih dari 100 negara.
Baca juga: Rachmat Gobel tawarkan Belarus impor karet dari Indonesia
"Ini sangat menarik, bagaimana Belarus membangun industrinya untuk mendukung produktivitas pertaniannya. Kita akan menjajaki kemungkinan kerja sama demi mendukung kedaulatan pangan dan membantu petani kita," kata Rachmat Gobel.
Usai mengunjungi pabrik traktor, Rachmat Gobel yang memimpin Delegasi Indonesia ke Belarus bertemu dengan jajaran pejabat Kementerian Perindustrian yang dipimpin Wakil Menteri Perindustrian Belarus Dmitri Haritonchick.
Pada kesempatan itu pihak Belarus pun menyatakan berminat untuk masuk pasar Indonesia, apalagi mendengar penjelasan Rachmat Gobel mengenai program pemerintah untuk mekanisasi pertanian dan besarnya penduduk Indonesia yang hidup dari pertanian dengan kontribusi sekitar 14 persen dari PDB nasional.
Baca juga: Diplomasi Jamu-Bison, demi kerja sama ekonomi intensif RI-Belarusia
Saat ini Belarus sedang mengurus sertifikasi agar bisa masuk pasar Indonesia, terutama dalam pengadaan barang pemerintah melalui e-katalog.
Namun Rachmat Gobel mengatakan untuk masuk pasar Indonesia, terutama pengadaan barang pemerintah, harus memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKD) 40 persen. Oleh karena itu, ia mengajak industri Belarus menanamkan investasi untuk membangun pabrik di Indonesia atau bekerja sama dengan mitra lokal di Indonesia.
"Selain itu petani di Indonesia akan merasa nyaman, bila traktor yang mereka pakai dibuat di Indonesia, karena ada kepastian suku cadang dibanding impor. Selain itu, kita juga punya industri komponennya," ujar mantan Menteri Perdagangan itu.
Menanggapi tawaran tersebut Wakil Menteri Perindustrian Belarus Dmitri Haritonchick menyatakan siap membangun kerja sama dengan Indonesia dengan beragam skema dan meminta bantuan Delegasi Indonesia yang ada dalam pertemuan itu untuk mencari mitra di Indonesia.
"Kami sangat berminat mencari mitra yang dapat diandalkan di Indonesia untuk melakukan lokalisasi di Indonesia, dan siap membangun pabrik di sana. Kami terbuka untuk semua jenis kerja sama," kata Dmitri.
Baca juga: Parlemen RI-Belarus sepakat dorong kerja sama ekonomi lebih intensif
Pada kunjungan kerja Rachmat Gobel didampingi antara lain Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto, Anggota Komisi X Ratih Megasari Singkarru, dan anggota Komisi XI Heri Gunawan. Selain itu Dubes Indonesia untuk Rusia dan Belarus Jose AM Tavarez, serta Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam, dan Staf Ahli Menteri Perdagangan Sutriono Edi.
Menurut Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam, Indonesia sudah memiliki produksi traktor dan mesin pertanian dari lima perusahaan besar, namun mereka hanya bersifat merakit, sehingga bila Belarus melakukan lokalisasi akan meningkatkan daya saingnya di pasar Indonesia.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021