Pemilihan Amerika Serikat sebagai lokasi TC memang sedikit menimbulkan pertanyaan, mengingat timnas ditangani oleh pelatih kepala Rajko Toroman asal Serbia yang punya gaya bermain khas Eropa.
"Karena Amerika jauh lebih gampang soal visanya, tidak ada isolasi mandiri ketat," kata Danny saat ditemui di sela-sela Rapat Pleno & Peringatan HUT ke-70 Perbasi di Robinson Cisarua Resort, Bogor, Sabtu.
"Negara lain masih ada yang 14 hari, delapan hari, kalau pilih itu mungkin pemain cuma menumpang tidur dan buka TC di sana," ujarnya menambahkan.
Kelonggaran aturan terkait COVID-19 juga memberikan keleluasaan bagi timnas basket putra untuk menyusun jadwal pertandingan uji coba selama menjalani TC di AS.
Danny menilai anak-anak asuh Toroman memang saat ini lebih membutuhkan kebugaran bertanding lewat laga-laga uji coba, ketimbang hanya berkutat dengan sesi latihan.
"Timnas sekarang butuhnya uji coba, sedangkan di Indonesia tidak bisa. Repot. Kami mau uji coba di negara lain sekitar Asia, tidak ada negara yang bisa menerima," katanya.
"Amerika sudah bisa terima, karena soal Covid di sana tidak terlalu ketat, kemarin sudah konfirmasi persiapan ada 7-8 tim lawan uji coba nanti di sana," ujar Danny melengkapi.
Selepas TC di AS, timnas putra akan terbang ke Lebanon untuk menghadapi tuan rumah dalam dua pertandingan window pertama kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 pada 26 November.
Keterhubungan jalur penerbangan AS ke banyak negara, termasuk Lebanon, juga diakui Danny menjadi salah satu alasan lain mengapa Negeri Paman Sam dijadikan lokasi TC timnas putra.
"Dari Amerika ke Lebanon gampang sekali cari penerbangan, sementara kalau dari Eropa takutnya susah. Jadi kami putuskan Amerika," tutup Danny.
Baca juga: Ketum Perbasi senang basket di PON Papua minim pembajakan pemain
Baca juga: Perbasi puji inisiatif Menpora bentuk tim pembebasan sanksi WADA
Baca juga: Perbasi: liga bola basket putri hampir pasti bersponsor
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021