• Beranda
  • Berita
  • Anak keburu tidur jadi alasan orang tua enggan bacakan dongeng

Anak keburu tidur jadi alasan orang tua enggan bacakan dongeng

23 Oktober 2021 17:38 WIB
Anak keburu tidur jadi alasan orang tua enggan bacakan dongeng
Ilustrasi seorang ayah mendongeng pada anaknya (Pixabay)
Sebagian orang tua mengaku enggan mendongeng karena berbagai sebab salah satunya kecenderungan anak sudah tertidur sebelum cerita selesai dibacakan.

Menurut pendongeng anak-anak, Gery Saleh Puraatmadja atau lebih dikenal dengan nama Paman Gery sebenarnya ini bukan masalah.

"Saat sedang bercerita atau mendongeng sebenernya tidak penting ceritanya, alur cerita, konflik, endingnya," kata dia dalam sebuah webinar, Sabtu.

Baca juga: Dongeng sebelum tidur pengaruhi karir kepenulisan Gol A Gong

Paman Gery mengatakan, bagi anak yang penting hadirnya rasa aman karena keberadaan orang tua di sisi mereka, sehingga akhir cerita tak penting bagi mereka.

Saat mendongeng pada anak, orang tua membangun interaksi dengan sang buah hati. Mereka bisa menyelipkan nilai-nilai positif atau kebaikan di dalam dongeng pada anak seperti kejujuran ataupun ajakan rajin belajar.

Saat mendongeng, orang tua bisa melengkapi diri dengan alat bantu semisal boneka tangan dan gambar-gambar karena anak cenderung menyukai hal yang bersifat visual. Hadirkan juga mimik, ajak anak berinteraksi hingga bernyanyi.

Dalam pemilihan cerita, pilih yang ramah anak dan hindari kisah dengan muatan kekerasan, pembunuhan atau sesuatu yang menakutkan lainnya karena bisa menimbulkan trauma bagi dia walau gaya ceritanya indah.

Menurut Paman Gery, sebaiknya hindari juga kisah bermuatan dewasa misalnya pernikahan ibu dan anak karena anak belum paham konsep mengenai ini.

"Dongeng (jangan) dipakai untuk menakut-nakuti. Saya jamin anak akan tidur tetapi malamnya mimpi buruk," tutur Paman Gery.

Dia mengatakan, selain khawatir anak terlanjur tertidur sebelum dongeng berakhir, ada juga berbagai alasan orang tua enggan mendongeng antara lain tidak mempunyai bahan cerita, takut salah cerita, tidak bisa menyampaikan pada anak-anak dan tidak percaya diri bercerita di depan anak.

"Sebenarnya, semua manusia itu pencerita, pendongeng, penutur. Tapi yang membedakan ada yang melakukan untuk dirinya sendiri atau untuk kalangan terdekat," demikian kata dia.

Baca juga: Tanamkan nilai moral kepada anak lewat mendongeng

Baca juga: Cerita rakyat bantu anak berkenalan dengan kebudayaan Indonesia

Baca juga: Dongeng yang mengukir senyum anak-anak di "Bumi Mananjak"

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021