Dalam kegiatan memeriksa kesiapan pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menerima kedatangan tamu asing dari 19 negara, di Bali, Sabtu, Sigit dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan jajaran TNI-Polri tidak boleh kecolongan dalam menerapkan SOP penerimaan turis asing di Pulau Dewata.
Sigit mengatakan TNI-Polri harus memastikan wisman yang datang dilakukan pengecekan soal vaksinasi, surat tes RT-PCR, dan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan turis asing tersebut negatif COVID-19, hingga menuju lokasi karantina yang disiapkan.
Baca juga: Kapolri ingatkan SOP penerimaan wisman di Bali tidak boleh kecolongan
"Secara umum persiapan cukup baik. Namun demikian ada perbaikan maupun koreksi dan evaluasi untuk memastikan semua yang dilaporkan serta kita kunjungi berjalan baik. Khususnya beberapa tempat yang menjadi perhatian bersama di area yang digunakan untuk menunggu. Proses PCR satu jam tolong seluruh satgas yang tergabung, tolong Pak Gubernur dicek ulang. Kita harus memastikan tes PCR sesuai apa yang diharapkan," kata Sigit dikutip dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri.
Kemudian, terkait kesiapan di hotel lokasi karantina. Sigit menekankan agar lima hari proses karantina dilakukan sesuai aturan. Selain itu pengelola hotel harus memastikan wisman tidak mengalami rasa bosan selama menjalani isolasi.
"Selanjutnya terkait dengan wilayah yang digunakan untuk karantina, pastikan bahwa masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung melaksanakan aturan terkait dengan ketentuan lima hari. Ini menimbulkan kejenuhan dan harus dipikirkan bagaimana di area yang dipakai karantina ada beberapa kegiatan yang bisa diberikan untuk menghilangkan kejenuhan," papar Sigit.
Baca juga: Menparekraf pertimbangkan buka pintu wisata bagi wisman ke Aceh
Sigit berharap kesiapan penerimaan wisman di Bali ini bisa berjalan dengan baik. Mengingat, Pulau Dewata akan menyelenggarakan beberapa event internasional ke depannya sehingga harus dibuktikan bahwa Indonesia mampu menjalankan agenda nasional atau internasional dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan.
Menurut Sigit, Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa kedua hal itu mampu dilaksanakan. Hal tersebut tercermin dalam penyelenggaraan PON XX Papua, yang berlangsung aman dan tidak adanya lonjakan kasus aktif COVID-19.
"Oleh karena itu pentingnya dievaluasi terkait perkembangan dari negara dimana turis tersebut akan datang sehingga kemudian kita akan menjadi lebih siap dan di dalam pengecekan akan lebih hati-hati. Ada risiko yang kita hadapi apabila kita kendor dan lalai," tutup Sigit.
Baca juga: Luhut: 18 negara bisa masuk Indonesia, kecuali Singapura
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021