Dalam pidato yang disampaikan untuk memperingati 50 tahun kembalinya China ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Xi menegaskan bahwa negaranya akan selalu menjadi "pembina perdamaian dunia" dan "pelindung tatanan internasional".
"China dengan tegas menentang semua bentuk hegemoni dan politik kekuasaan, unilateralisme, dan proteksionisme," kata Xi.
Ia menyerukan kerja sama global yang lebih besar pada isu-isu seperti konflik regional, terorisme, perubahan iklim, keamanan siber, dan ketahanan hayati.
Dia mendesak semua negara untuk menggalakkan nilai-nilai perdamaian, pembangunan, keadilan, demokrasi, dan kebebasan, dengan menggunakan frasa "nilai-nilai bersama seluruh umat manusia" yang dia ciptakan dan pertama kali disebutkan dalam pidato untuk peringatan 100 tahun Partai Komunis China pada Juli.
Baca juga: Beijing berdalih latihan militer untuk stabilitas Selat Taiwan
Pernyataan Xi disampaikan setelah Taiwan menyatakan bahwa ketegangan militer dengan China adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun, di tengah peningkatan kekhawatiran bahwa China mungkin mencoba untuk mengambil kembali pulau yang diklaim sebagai miliknya.
Pada 1971, PBB memutuskan untuk mengakui Republik Rakyat China dan mengeluarkan Taiwan dari badan dunia tersebut.
China juga telah menegaskan klaimnya atas wilayah yang disengketakan dengan India di perbatasan Himalaya.
Selain itu, China bersengketa dengan beberapa negara Asia Tenggara atas Laut China Selatan, dan dengan Jepang atas beberapa pulau di Laut China Timur.
Sumber: Reuters
Baca juga: Saingi pengaruh China, Jepang-Australia perkuat kerja sama pertahanan
Baca juga: EU gelar pertemuan Balkan untuk lawan pengaruh China dan Rusia
Xi memimpin perjuangan China melawan kemiskinan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021