Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, dibangunnya Terowongan Silahturahmi merupakan contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Alhamdulillah konstruksinya sudah selesai dan akan segera kita serahkan ke Kementerian Agama agar bisa secepatnya dimanfaatkan," kata Diana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dibangunnya Terowongan Silaturahmi merupakan ide Presiden RI Joko Widodo saat melakukan kunjungan pada Februari 2020.
"Waktu itu Presiden RI berdiri di Plaza Al-Alfatah dan melihat ada asa yang bisa dihubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Di sinilah Terowongan Silaturahmi Terwujud," ujar Diana.
Dirjen Cipta Karya itu menambahkan, bangunan Gereja Katedral sudah sangat tua dan merupakan cagar budaya, begitu juga dengan Masjid Istiqlal yang merupakan cagar budaya sehingga harus dibangun suatu konstruksi yang benar-benar aman.
“Terowongan Silaturahmi tersambung dengan basement parkir lantai 1 di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil. Kehadiran terowongan ini diharapkan dapat memudahkan jemaah kedua rumah ibadah ini untuk menggunakan lahan parkir secara bersama,” kata Diana.
Ia memaparkan, Terowongan Silaturahmi ini bisa digunakan multifungsi. Kalau Jumat bisa digunakan jamaah Masjid Istiqlal, hari Minggu bisa dipakai jemaat Gereja Katedral Jakarta.
“Untuk itu dinamakan Terowongan Silaturahmi, saling memberikan pertolongan untuk kebutuhan masing-masing,” ujarnya.
Pembangunan Terowongan ini dimulai sejak 15 Desember 2020 lalu dan telah rampung 100 persen sesuai target pada 20 September 2021 dengan anggaran senilai Rp37,3 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021