• Beranda
  • Berita
  • Bahlil: krisis energi peluang undang investasi ke Indonesia

Bahlil: krisis energi peluang undang investasi ke Indonesia

27 Oktober 2021 14:21 WIB
Bahlil: krisis energi peluang undang investasi ke Indonesia
Tangkapan layar - Menteri Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. ANTARA/HO-BKPM TV/am.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai krisis energi yang melanda sejumlah negara di Eropa serta China menjadi peluang untuk bisa mengundang investasi masuk ke Indonesia.

Dalam konferensi pers paparan realisasi investasi secara daring di Jakarta, Rabu, Bahlil menilai krisis energi menyebabkan harga listrik di negara-tersebut menjadi mahal sehingga dipastikan akan berdampak pada harga produksi.

"HPP (Harga Pokok Penjualan) sebuah produk di negara itu akan naik, dampaknya, produk itu pasti biayanya lebih tinggi dipasarkan ke rakyat. Nah strategi yang kita bangun adalah, kan energi kita oversupply sekarang. Data PLN untuk Jawa-Bali kita oversuppply 2.300 MW. Maka ini kesempatan kita meminta perusahaan-perusahaan yang ada di negara itu segera relokasi ke Indonesia," jelasnya.

Dengan melakukan relokasi ke Indonesia, HPP produk yang negara-negara itu produksi bisa ditekan karena harga listriknya tidak setinggi negara yang kena krisis energi. Dengan demikian, biaya produksi menjadi lebih rendah dan produknya lebih kompetitif.

Baca juga: Bahlil cerita diprotes rakyat Papua, soal smelter dibangun di Gresik

Lebih lanjut, Bahlil menilai banyak negara yang merasa angkuh soal energi ramah lingkungan. Meski konsepnya bagus, negara-negara yang tadinya melarang penggunaan batubara dan energi fosil kini kembali menggunakannya karena dilanda krisis energi.

"Negara-negara sahabat kita yang lain, yang jauh-jauh di sana itu kadang-kadang merasa sok tentang green energy. Padahal mereka juga sekarang, negara-negara yang katanya nggak boleh pakai batubara, nggak boleh pakai fosil, sekarang mereka krisis energi bikin lagi batubara," katanya.

Bahlil mengatakan Indonesia mendukung penuh konsep energi yang ramah lingkungan. Terlebih Indonesia berkomitmen untuk bisa mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk dengan pengembangan kendaraan listrik.

"Jadi kita ini sebenarnya boleh mengikuti perkembangan dunia tapi jangan terlalu banyak menari di gendang orang. Kenapa? Kita negara berdaulat tapi juga kita dorong konsep global tentang green energy. Itu setuju," katanya.

Baca juga: Realisasi investasi triwulan III-2021 capai Rp216,7 triliun

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021