Guna merealisasikan rencana tersebut, Menpora Zainudin Amali bahkan sudah melakukan audiensi dengan Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro bersama jajarannya di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.
"Hari ini saya kedatangan pak Rektor UI, perguruan tinggi kebanggaan kita semua. Dan kami mendiskusikan berbagai hal baik itu untuk bidang kepemudaan maupun olahraga yang bisa dikerjasamakan dan bisa kita kembangkan untuk prestasi olahraga supaya lebih baik ke depan,” kata Menpora Amali dalam keterangan resminya.
Menurut Menpora Amali, dukungan perguruan tinggi sangat penting mengingat jika sudah bergerak maka bisa dipastikan elemen masyarakat lainnya akan ikut.
Baca juga: UI bangun sarana olahraga berstandar internasional
Untuk itu pihaknya mengapresiasi program yang sudah dicanangkan yakni Kampus Merdeka, Merdeka Belajar terutama terkait penyeimbangan intelektualitas dan tingkat kebugaran. Di sisi lain, dicanangkan kurikulum khusus atlet, sehingga atlet yang berprestasi maka prestasinya akan dikonversi jadi prestasi akademik.
“Kami menyambut baik gagasan ini, dan apalagi dimulai dari UI saya kira resonansinya berbeda dengan kalau kita mulai dari tempat lain. Kami terbuka apa yang dikerjasamakan bisa dikolaborasikan,” katanya menambahkan.
Menpora Amali berharap apa yang sudah dirancang UI tersebut menjadi contoh yang baik dan para orang tua agar tidak lagi khawatir ketinggalan akademik saat anak-anaknya menjadi atlet berprestasi.
“Masyarakat yang punya keinginan bagi anak-anaknya untuk menjadi atlet dan olahragawan berprestasi tetapi tanpa ketinggalan dari sisi akademiknya. Nah ini oleh Rektor sudah dirancang, sehingga itu akan bisa dikerjasamakan dengan Kemenpora,” kata Menpora menegaskan.
Baca juga: DBL dinilai berkaitan dengan Desain Besar Olahraga Nasional
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro, menjelaskan bahwa beberapa negara yang olahraganya maju melibatkan perguruan tinggi dalam perekrutan atlet-atlet berprestasi.
“Sebagai contoh, turnamen basket itu kalau di Amerika Serikat itu NCAA Basketball Collage. Jadi disana dia kan menjalani kurikulum, tapi dia juga adalah atlet dan beasiswanya adalah sebagai atlet,” katanya.
Menurut dia, para atlet di NCAA tersebut memiliki kurikulum sendiri yang sudah disesuaikan dengan ilmu keolahragaan. Hal tersebut salah satu contoh program sinergi yang sudah berjalan.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021