• Beranda
  • Berita
  • BKKBN-Kedutaan Besar Mozambik berintegrasi atasi masalah stunting

BKKBN-Kedutaan Besar Mozambik berintegrasi atasi masalah stunting

28 Oktober 2021 14:00 WIB
BKKBN-Kedutaan Besar Mozambik berintegrasi atasi masalah stunting
Tangkapan layar Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Muhammad Rizal Martua Damanik dalam webinar Ambassador Talks with Embassy of Mozambique to Indonesia yang diikuti di Jakarta, Kamis (28/10/2021). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

nutrisi tepat kunci untuk mengoptimalkan kesehatan anak perempuan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berintegrasi dengan Kedutaan Besar Republik Mozambik untuk mengatasi masalah stunting (kekerdilan) termasuk kesehatan reproduksi anak perempuan dan wanita.
 

“Memastikan nutrisi yang tepat adalah kunci untuk mengoptimalkan kesehatan anak perempuan, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru lahir,” kata Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Muhammad Rizal Martua Damanik dalam webinar Ambassador Talks with Embassy of Mozambique to Indonesia yang diikuti di Jakarta, Kamis.
 

Rizal menuturkan angka prevalensi stunting di Indonesia terus mengalami penurunan, yakni dari 37,2 persen di tahun 2013 menjadi 27,7 persen pada tahun 2019.
 

Walaupun demikian, stunting dipastikan akan terus menjadi prioritas utama pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia, seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Stunting, kata dia, adalah sebuah jebakan terhadap kualitas sumber daya manusia yang memberikan kerugian pada kesehatan. Sehingga sudah menjadi tugas mendasar sebuah negara untuk menuntaskan permasalahan tersebut.
 

Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, pemerintah telah menetapkan target angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Peraturan itu menunjukan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
 

Berbagai upaya seperti melakukan pendekatan intervensi baik secara spesifik maupun sensitif juga terus dijalankan BKKBN agar dapat mencegah anak lahir dalam keadaan stunting sekaligus menekan angka kasus kelahiran prematur dan jarak kelahiran kurang dari empat bulan.
 

Ia mengatakan untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah. Melalui kerja sama yang dilakukan, dia berharap akan semakin mempermudah Indonesia guna mencapai angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
 

“Kolaborasi dan dukungan dari mitra internasional, diperlukan untuk dapat mencapai target pada tahun 2024 secara eksponensial. BKKBN akan menerima semua dukungan terutama yang langsung mengarah pada masyarakat,” ujar dia.
 

Duta Besar Republik Mozambik untuk Republik Indonesia Belmiro Jose Malate mengatakan kondisi anak perempuan yang hamil pada usia muda di negaranya masih sangat tinggi.
 

Belmiro menjelaskan tingginya angka kehamilan pada usia muda tersebut disebabkan oleh pemakaian alat kontrasepsi yang rendah sekaligus adanya sebuah tradisi untuk menikah di usia muda dan memiliki banyak anak.
 

“Mozambik adalah salah satu negara Afrika Selatan dengan prevalensi kontrasepsi terendah. Kami hanya memiliki 25 persen,” kata Belmiro.

Baca juga: BKKBN: Stunting turun tingkatkan kualitas generasi muda Indonesia

Baca juga: BKKBN: Perguruan tinggi punya peran strategis bantu atasi stunting

 

Penggunaan alat kontrasepsi modern pada remaja usia 15 sampai 19 tahun cukup rendah, hanya sebesar 14,1 persen. Sedangkan pada usia 20 sampai 24 tahun sebesar 26,3 persen.
 

Hal tersebut menyebabkan satu dari dua kematian yang terjadi pada perempuan Mozambik berusia 15 sampai 24 tahun berkaitan erat dengan kehamilan, kelahiran dan aborsi.
 

Oleh sebab itu, melihat minimnya penggunaan kontrasepsi juga banyaknya jumlah kematian ibu di usia muda di negaranya, Belmiro berharap bersama BKKBN, dapat meningkatkan dukungan, sosialisasi juga edukasi seputar masalah seks dan kesehatan reproduksi pada remaja.
 

Diharapkan pula penyediaan layanan kesehatan seksual dan reproduksi meningkat, khususnya di masa pandemi COVID-19 sekaligus meningkatkan minat pemakaian kontrasepsi dan program keluarga berencana (KB) pada masyarakat.
 

“Perencanaan dalam berkeluarga merupakan sebuah kualitas dari hidup. Hal tersebut merupakan masa depan,” ujar dia.

Baca juga: UNICEF pantau penurunan angka kekerdilan di Nagan Raya Aceh

Baca juga: UI kampanye edukasi sosial turunkan stunting di Manggarai Barat

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021