"Ini didukung oleh beberapa faktor utama, yang pertama adalah aset Bank Mandiri yang mencapai Rp1.638 triliun atau tumbuh 16,4 persen (yoy)," ungkap Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Selain itu, ia mengatakan pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh laju kredit perseroan secara konsolidasi yang mampu tumbuh positif sebesar 16,93 persen (yoy) menjadi Rp1.021,6 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri salurkan Rp114,58 triliun kepada UMKM
Pertumbuhan laba bersih juga diimbangi dengan dana murah (current account and saving account/CASA) ratio (bank only) yang meningkat 7,15 persen (yoy), yakni di level 74,57 persen.
Darmawan melanjutkan rasio selisih bunga berish atau net interest margin juga membaik menjadi 5,03 persen pada triwulan III-2021 dari 4,7 persen di triwulan III-2020.
"Kemudian rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) turun menjadi 2,96 persen dan livin' fee sudah mencapai hampir Rp1 triliun atau sebesar Rp992 miliar, tumbuh 46,3 persen (yoy)," tuturnya.
Baca juga: Bank Mandiri optimis jumlah transaksi dan pengguna aplikasi meningkat
Ia pun menjelaskan komponen utama dari pertumbuhan laba bersih adalah pendapatan bunga bersih yang berhasil tumbuh sebesar 26,5 persen (yoy) mencapai Rp53,3 triliun, didukung biaya bunga yang turun Rp18,9 triliun atau sebanyak 21,7 persen (yoy).
Sementara itu, kualitas aset terjaga dengan rasio NPL di level 2,96 persen dan restrukturisasi terdampak COVID-19 tercatat turun Rp6,4 triliun sejak Juni 2021 menjadi Rp90,1 triliun pada bulan September 2021.
Perbaikan profitabilitas Bank Mandiri pun, menurut dia, membawa peningkatan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 239 basis poin (yoy) menjadi 12,5 persen, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) sebelum pajak naik 46 bps (yoy) mencapai 2,3 persen, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang terjaga dan sehat di level 19,3 persen.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021