Warga Dusun Cempaka, Yana, Minggu, mengatakan jalan makadam yang masih berupa tanah liat dan batu-batuan yang menghubungkan dua dusun setempat diterjang banjir bandang, sehingga warga tidak bisa melalui jalan tersebut.
"Kami tidak bisa melalui jalan itu karena arus Sungai Dinoyo cukup deras, bahkan sejumlah material batu besar yang berada di tepi jalan yang terkikis banjir bandang," tuturnya.
Banjir bandang menerjang empat dusun di Desa Pakis, Kecamatan Panti. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun empat warga mengalami luka-luka dan satu rumah rusak parah pada Jumat (4/3) malam.
Ia menjelaskan, aktivitas warga terganggu akibat terputusnya akses jalan dari Dusun Cempaka menuju ke Dusun Pakis Utara, atau sebaliknya karena warga harus memutar beberapa kilometer.
"Biasanya kami memerlukan beberapa menit saja ke Dusun Pakis Utara, namun pascabanjir bandang kami harus memutar beberapa kilometer untuk menuju ke sana," paparnya.
Ia berharap, pemerintah segera memperbaiki akses jalan yang terputus sehingga aktivitas warga tidak terganggu.
Secara terpisah, Kepala Desa Pakis, Zaini, mengatakan tidak hanya akses jalan yang terputus, namun jembatan darurat yang menghubungkan Dusun Pakis Utara dan Dusun Cempaka juga terputus akibat banjir bandang.
"Memang benar jalan dan jembatan yang menghubungkan dua dusun itu terputus, namun pihak pemerintah desa belum bisa memperbaiki jalan dan jembatan itu karena arus Sungai Dinoyo cukup deras," paparnya.
Selain jalan dan jembatan yang rusak, lanjut dia, banjir bandang juga merusak satu rumah, pelengsengan, dan sejumlah pipa air bersih untuk kebutuhan masyarakat Desa Pakis.
"Kami belum bisa menaksir kerugian yang ditimbulkan akibat banjir bandang yang menerjang di Desa Pakis karena perangkat desa masih melakukan pendataan di lapangan," katanya menambahkan.(*)
(L.KR-MSW*E011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011