Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan surat edaran (SE), yang meminta seluruh pengelola destinasi atau desa wisata dengan potensi bencana untuk meningkatkan kewaspadaannya sebagai upaya melindungi wisatawan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.Kami selalu berupaya mengingatkan teman-teman pengelola agar selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan wisatawan
"Potensi bencana hidrometeorologi tersebut diprediksi dapat terjadi pada Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022, terutama puncak musim hujan pada Januari 2022," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, DIY, Jumat.
Menurut dia, potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan angin kencang yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim seperti saat ini tentunya harus disikapi dengan kesiapsiagaan oleh seluruh pengelola destinasi wisata ataupun desa-desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman.
"Pengelola destinasi dan desa wisata agar meningkatkan koordinasinya dengan Posko Unit Ops Penanggulangan Bencana (PB) dan Tim SAR setempat untuk pemantauan kemungkinan terjadinya bencana agar bisa diantisipasi dengan baik," katanya.
Ia mengatakan destinasi yang wajib meningkatkan kewaspadaan tersebut utamanya yang memiliki aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan daerah lereng-lereng seperti di wilayah Kapanewon (Kecamatan) Prambanan yang berpotensi bencana tanah longsor.
"Kami selalu berupaya mengingatkan teman-teman pengelola agar selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan wisatawan," katanya.
Suparmono mengatakan, bagi para wisatawan juga diminta untuk memperhatikan arahan atau imbauan dari pengelola tempat wisata untuk memberikan kenyamanan dan keamanan wisatawan.
"Bukan hanya terkait potensi bencana alam, tetapi arahan yang terkait bencana nonalam pandemi COVID-19 juga harus dipatuhi," katanya.
Ia meminta wisatawan jangan lupa sebelum berwisata untuk memastikan sudah memiliki aplikasi PeduliLindungi atau Visiting Jogja agar perjalanan lebih nyaman dan aman.
"Berwisata aman dan sehat, dengan melindungi diri kita, keluarga, dan lingkungan kita," katanya.
Baca juga: Sleman buka 14 destinasi dengan fasilitas QR-Code PeduliLindungi
Baca juga: Menparekraf berharap Tebing Breksi dapat buka peluang usaha masyarakat
Baca juga: Bupati Sleman ungkap pengunjung museum turun 90 persen selama pandemi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021