Melalui konferensi pers virtual di Bali, Jumat, Agung menjelaskan metode gelembung merupakan prosedur wajib sesuai arahan Federasi Badminton Dunia (BWF) dalam menggelar sebuah turnamen internasional.
"Dengan metode ini maka dipastikan juga tidak ada penonton dan pelaksanaan protokol kesehatan akan berlangsung ketat," kata Agung.
Pemilihan Bali juga berdasarkan kajian ilmiah yang melibatkan Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada sebagaimana yang dilakukan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
Selain itu, situasi pandemi yang melandai di Bali juga menjadi patokan pemilihan lokasi, ditambah vaksinasi di Pulau Dewata sudah berjalan sangat baik dan mencapai 100 persen.
Baca juga: Indonesia Badminton Festival siap digelar di Bali
"Dengan seluruh persiapan ini, diharapkan IBF menjadi pemancing untuk kegiatan olahraga internasional di Indonesia. Menjadi bukti bahwa kita bisa melaksanakan acara besar dengan standar keamanan dan kesehatan yang terjaga," kata Agung.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster menyatakan akan melaksanakan gladi bersih sebelum acara berlangsung.
Menurut Wayan, kegiatan ini bertujuan menguji kesiapan seluruh komponen dalam mendukung IBF 2021 yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali.
"Kasus harian di Bali terus menurun dan bertahan di dua digit. Saya melakukan pantauan dari kota hingga tingkat desa, dan kami jamin prokes berjalan dengan baik. Nantinya akan dilaksanakan juga gladi bersih dari bandara hingga pusat acara," tutur Wayan.
IBF 2021 adalah agenda bulu tangkis internasional yang merangkum tiga turnamen meliputi Indonesia Masters pada 16-21 November (Super 750), Indonesia Open (Super 1000) 23-28 November, dan BWF World Tour Finals pada 1-5 Desember.
Total hadiah yang akan diberikan adalah Indonesia Masters Rp8,5 miliar, Indonesia Open Rp12 miliar, dan BWF WTF Rp21,2 miliar.
Baca juga: Bali dukung Indonesia Badminton Festival 2021
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021