Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua negara memperkuat arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan dunia yang lebih tahan terhadap pandemi, dan untuk menghadapi berbagai guncangan di depan.
"Demi membangun dunia yang lebih tahan terhadap pandemi dan berbagai guncangan ke depan, Indonesia mengajak untuk memperkuat arsitektur kesehatan global," kata Presiden Joko Widodo pada sesi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20) yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu.
Untuk mewujudkan arsitektur kesehatan global yang lebih kuat, Presiden menjelaskan tiga hal. Pertama, dunia perlu menyusun mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global, termasuk dana, vaksin, obat, alat kesehatan, hingga tenaga kesehatan.
Seluruh sumber daya tersebut harus siap diterjunkan setiap saat untuk membantu negara yang mengalami krisis kesehatan.
Presiden Jokowi menyebut Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) telah memberi contoh mengenai optimalisasi sumber daya untuk menghadapi pandemi.
“IMF sudah memberikan contoh, tentang penggalangan sumber daya keuangan global untuk membantu negara yang mengalami krisis keuangan," kata Presiden.
Menurutnya, dukungan keuangan internasional untuk mengatasi masalah kesehatan dan perubahan iklim sangat penting.
Kedua, Presiden Jokowi menyerukan semua pemimpin negara yang hadir dalam KTT tersebut untuk menyusun standar protokol kesehatan global terkait dengan aktivitas lintas negara.
Ketiga, G20 harus menjadi bagian penting dari solusi untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat-alat kesehatan esensial. Presiden menyebut bahwa G20 harus mendukung diversifikasi produksi dan alih teknologi ke negara berkembang, mengeliminasi hambatan perdagangan bahan baku vaksin, mendukung TRIPS Waiver, dan terus meningkatkan skema berbagi dosis, serta kerja sama COVAX Facility.
Selain dorong penguatan arsitektur kesehatan dunia, Presiden Jokowi juga mendorong para pemimpin G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi global agar lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Menurut Presiden, G20 perlu menjadi katalis bagi koordinasi menuju normalisasi kebijakan ekonomi, setelah dalam dua tahun ini dunia menjalankan kebijakan luar biasa ekstra di bidang fiskal, moneter, dan sektor keuangan.
"G20 juga harus menjadi katalis bagi dukungan likuiditas dan restrukturisasi utang bagi negara miskin. Selain itu, juga bagi reaktivasi konektivitas global, khususnya sektor yang mengandalkan pergerakan manusia dan barang, seperti pariwisata dan manufaktur," kata Presiden.
G20 merupakan forum global yang berdiri sejak 1999 dan para anggotanya mewakili 85 persen perekonomian dunia, serta 75 persen perdagangan global.
Adapun di kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Co-Sherpa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani.
Baca juga: Jokowi : G20 harus jadi bagian solusi untuk atasi kesenjangan vaksin
Baca juga: Presiden Jokowi dorong pemimpin G20 percepat pemulihan ekonomi global
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT G20 Roma
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021