Presiden Direktur Dharma Group Irianto Santoso mengatakan perpanjangan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) hingga 100 persen akan menciptakan multiplier effect pertumbuhan ekonomi serta menambah daya dorong kebijakan pemerintah guna menstimulasi konsumsi masyarakat, serupa dengan target pemerintah.
"Dengan adanya perpanjangan PPnBM, hingga akhir tahun ini Dharma Group optimistis target pendapatan konsolidasi (di luar anak usaha patungan/joint venture) dapat mencapai Rp2,8 triliun akan terealisasi lebih mudah dibandingkan dengan sebelum adanya perpanjangan PPnBM," ujar Irianto melalui keterangannya, Minggu.
Baca juga: PPnBM emisi tepat untuk dorong era mobilitas bersih
Irianto menambahkan optimisme manajemen Dharma Group berkaca dari dampak insentif PPnBM yang mulai berlaku pada Maret tahun ini.
Bulan lalu, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang menjadi sampai akhir tahun ini pemberian insentif PPnBM DTP hingga 100 persen untuk kendaraan bermotor, dari rencana awal hanya sampai Agustus 2021.
Data penjualan kendaraan roda empat (4W) pada September 2021 dibukukan 84.110 unit, masih menggeliat serta mencerminkan adanya perbaikan daya beli masyarakat.
Angka penjualan 4W sempat turun hingga 3.600 unit pada Mei 2020, tetapi berangsur membaik hingga di angka 49.200 unit pada Februari 2021. Lonjakan terjadi pada Maret 2021 ketika insentif PPnBM berlaku hingga angka penjualan 4W mencapai 84.910 unit dan masih lebih tinggi dari ketika awal-awal pandemi.
Dampaknya, pada Mei 2021, Kementerian Perindustrian mencatat penjualan komponen otomotif sempat turun tahun lalu hingga tinggal 20 persen dari periode sebelum pandemi.
Angkanya mulai meningkat pada awal tahun sampai Maret 2021 yaitu menjadi 40-50 persen dari periode sebelum pandemi. Kenaikan semakin tajam menjadi 70-80 persen dari periode sebelum pandemi setelah insentif PPnBM DTP diberlakukan pada Maret 2021.
Industri komponen otomotif tersebut merupakan bisnis yang sangat luas, dari mulai komponen kendaraan baru sampai komponen suku cadang pengganti dari masing-masing jenis kendaraan. Jenis kendaraan tersebut terbagi ke dalam segmen bermotor roda dua (2-wheeler), roda tiga (3W), 4W, hingga bus dan truk.
Selain dari faktor penerapan PPnBM, Irianto menjelaskan kenaikan kinerja perseroan itu tidak lepas dari faktor lain seperti diperpanjangnya kebijakan DP 0 persen untuk kepemilikan kendaraan bermotor, dan membaiknya aktivitas ekonomi periode September.
Baca juga: Berkat PPnBM, pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 36 persen
Baca juga: Dukung PPnBM, Qoala hadirkan ragam asuransi perlindungan mobil
Baca juga: PPnBM tingkatkan penjualan Daihatsu hingga lebih dari 100 ribu unit
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021