Sebagai acara musik andalan dari Komunitas Salihara Arts Center, festival musik jazz tahunan itu ingin mencari komposisi dan presentasi konsep musik baru di Tanah Air.
Baca juga: "Three for Plastic Hearts" cara seniman muda pahami fenomena dunia
“Menyambut Satu Dekade Salihara Jazz Buzz yang jatuh pada tahun depan, kami mengusung tema ‘Next Sound’. Tema ini bisa berarti luas. Pertama, Next Sound adalah sebuah sikap bersama dalam menghadapi realita yang tidak pernah sama lagi seperti sebelumnya,” ujar Kurator Musik Komunitas Salihara Arts Center Tony Prabowo dalam keterangannya, Senin.
Gaya hidup mutakhir telah berubah dan berimbas ke seni pertunjukan dalam satu dekade terakhir terlebih di masa pandemi COVID-19.
Seni pertunjukan yang biasanya membutuhkan interaksi langsung dengan penonton dalam ruang dan waktu nyata, kini memerlukan bentuk ekspresi artistik yang lain dalam menampilkan diri di ruang virtual.
Untuk itu Salihara Arts Center mendorong musisi untuk mengolah cara presentasi digital dalam menampilkan karya mereka.
“Kedua, 'Next Sound' mengajak para musisi untuk mengeksplorasi musik jazz yang punya sifat melebur dengan genre-genre musik lain. 'Next Sound' membawa semangat Jazz Buzz tentang musik ‘lintas-batas’ yang mampu memperkaya jazz itu sendiri,” kata Tony.
Baca juga: Penari AS Akan Tampil di Galeri Salihara
Sejak 2019, Komunitas Salihara secara rutin mengadakan Undangan Terbuka (Open Call) untuk memperluas proses pemilihan dan membuka kesempatan kepada seluruh musisi muda tanah air untuk menampilkan kreativitas bermusik mereka di festival Salihara Jazz Buzz.
Melalui Undangan Terbuka, Salihara Jazz Buzz memperluas proses kuratorial sekaligus hendak mengidentifikasi warna baru dari para musisi jazz Indonesia muda yang memiliki konsep musik menarik untuk tampil di acara itu.
Musisi-musisi jazz yang lulus seleksi akan menerima bantuan produksi senilai Rp10 juta hingga Rp25 juta. Jumlah bantuan akan disesuaikan dengan besaran ansambel. Open Call terbuka bagi musisi Indonesia yang belum berusia 35 tahun pada 31 Desember 2022 (dibuktikan dengan KTP).
Setiap musisi bisa tampil secara solo atau bersama grup dengan maksimal 12 (dua belas) musisi. Setiap musisi menampilkan kurang lebih 5 (lima) karya baru, termasuk reinterpretasi, aransemen atau komposisi ulang yang mengandung unsur kebaharuan atas karya-karya musik yang sudah ada (jazz, klasik, atau genre musik yang lain).
Bila penampil memanfaatkan karya-karya musik yang sudah ada, maka perizinan dengan pemegang hak cipta karya-karya musik yang bersangkutan menjadi tanggung jawab penampil.
Durasi penyiaran digital di kanal Komunitas Salihara一dan dengan demikian juga durasi konser一setiap kelompok adalah 30-40 menit.
Bagi musisi yang tertarik berpartisipasi dapat mengirimkan seluruh dokumen yang bisa dibaca dan diunduh di situs Komunitas Salihara (https://salihara.org), beserta dua contoh karya terbaru (belum pernah diterbitkan dalam bentuk apa pun) termasuk reinterpretasi/ aransemen/komposisi ulang melalui opencall@salihara.org.
Seluruh berkas dikirim dengan subyek Undangan Terbuka Jazz Buzz 2022_Nama Musisi paling lambat tanggal 6 November 2021 jam 23.59 WIB.
Contoh rekaman karya bisa dikirim dalam format audio mp4, mp3 atau wav melalui tautan Google Drive atau We Transfer.
Baca juga: Akselerasi digital dorong kolaborasi dan inovasi di industri musik
Baca juga: Barry Likumahuwa kenang sang ayah lewat proyek "Dear Pops"
Baca juga: Prambanan Jazz Festival dihelat virtual, gandeng musisi Kalimantan
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021