Kepala Stasiun Klimatologi Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmattulloh Adji mengimbau warga agar mewaspadai hari tanpa hujan (HTH) kategori ekstrem panjang yang masih melanda lima daerah di Nusa Tenggara Timur.Warga perlu menghemat penggunaan air bersih
"Daerah yang dilanda HTH ekstrem panjang ini artinya tidak diguyur hujan lebih dari 61 hari sehingga berpotensi terjadinya krisis air bersih maupun kebakaran hutan atau lahan," katanya di Kupang, Senin.
Ia menyebutkan lima daerah yang dilanda HTH ekstrem panjang yaitu Kabupaten Nagekeo di sekitar Randu, Kabupaten Lembata di sekitar Hadakewa, Kabupaten Sumba Barat Daya di sekitar Waitabula.
Selain itu Kabupaten Timor Tengah di Oebelo, dan Kabupaten Sumba Timur di sekitar Temu/Kanatang, Lambanapu, Rambangaru, dan Kamanggih.
Baca juga: NTT mengalami hari tanpa hujan kategori sangat panjang
Baca juga: BMKG sebut 24 titik panas kembali muncul di wilayah NTT
Daerah-daerah ini terdampak HTH ekstrem panjang berdasarkan hasil pemantauan HTH Dasarian III Oktober 2021.
Sementara umumnya wilayah NTT mengalami Hari Hujan (HH) hingga HTH dengan kategori sangat pendek (1-5 hari), katanya,
Rahmattulloh menjelaskan berdasarkan analisis curah hujan diketahui umumnya wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm).
Ia menyebutkan hanya di sebagian kecil Kabupaten Sumba Barat, Kota Kupang, dan Kabupaten Manggarai Barat yang mengalami curah hujan kategori tinggi (151-300 mm), sedangkan sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur dengan kategori sangat tinggi (lebih dari 300 mm).
Ia mengatakan pada daerah yang masih dilanda kekeringan dengan HTH ekstrem panjang agar mewaspadai dampak bencana meteorologi seperti krisis air bersih maupun ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"dan untuk kegiatan budidaya pertanian juga sebaiknya dilakukan pada yang tidak membutuhkan banyak air," katanya.
Baca juga: BMKG: HTH kategori ekstrem panjang masih melanda enam daerah di NTT
Baca juga: NTT alami hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021