• Beranda
  • Berita
  • PPP: Amanah presidensi di G20 bukti Indonesia dipercaya internasional

PPP: Amanah presidensi di G20 bukti Indonesia dipercaya internasional

1 November 2021 22:01 WIB
PPP: Amanah presidensi di G20 bukti Indonesia dipercaya internasional
Presiden Joko Widodo (duduk kiri) menerima keketuaan atau Presidensi KTT G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kanan) pada sesi penutupan KTT G20 di Roma, Italia, Minggu (31/10/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers Media Kepresidenan/Laliy Rachev/Handout/wsj. (Biro Pers Setpres/LAILY RACHEV)
Sekretaris Fraksi PPP MPR RI Muhammad Iqbal mengatakan amanah sebagai Presidensi G20 pada 2022 merupakan bukti bahwa Indonesia memperoleh kepercayaan dari dunia internasional.
 
Muhammad Iqbal dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan PPP menyambut baik Indonesia sebagai Presidensi G20.
 
"Apalagi untuk pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi G20. Ini menjadi bukti pengakuan dan kepercayaan dunia kepada Indonesia," kata dia.
 
Forum G20 kata dia terdiri dari 20 negara, yaitu AS, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Indonesia, Prancis, Rusia, ditambah Uni Eropa.

Baca juga: Kolombia dukung visi presidensi Indonesia di G20
Baca juga: Kemenkeu: Presidensi G20 RI kunci arah perpajakan global yang adil
Baca juga: Menlu: KTT G20 hasilkan deklarasi pemimpin negara terkait sejumlah isu


Indonesia, lanjut dia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20. Negara-negara yang tergabung di G20 ini menguasai 85 persen PDB dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan dunia, dan 66 persen populasi dunia.
 
"Posisi Presidensi G20 sangat penting bagi Indonesia untuk lebih maju. Tidak semua negara di dunia bisa bergabung dengan G20, apalagi memimpin G20," ucapnya.
 
Iqbal mengatakan tantangan dari posisi tersebut adalah bagaimana Indonesia bisa memanfaatkannya dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
 
"Indonesia bisa mengakses jaringan internasional untuk membangun kerja sama saling menguntungkan," kata dia.

Tantangan lainnya kata dia bagaimana Indonesia dapat memberikan kontribusi untuk arah ekonomi di kancah global.
 
"Pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 benar-benar tidak hanya terjadi di negara maju, melainkan juga di negara berkembang, di Asia, Afrika dan lain-lain," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021