Stabilnya angka inflasi disokong oleh membaiknya kondisi di sektor kesehatan sehingga aktivitas masyarakat kembali bergerak dan konsumsi kembali meninggi
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perbaikan kondisi sektor kesehatan, khususnya terkait kasus COVID-19, telah mampu menyokong inflasi dan PMI Manufaktur yang mencetak level baik.
“Stabilnya angka inflasi disokong oleh membaiknya kondisi di sektor kesehatan sehingga aktivitas masyarakat kembali bergerak dan konsumsi kembali meninggi,” kata Menko Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Menko Airlangga mengatakan perbaikan sektor kesehatan membuat aktivitas masyarakat kembali bergerak sehingga konsumsi pun turut meningkat.
Inflasi Indonesia pada Oktober 2021 terkendali dan stabil di tengah pemulihan ekonomi domestik yakni sebesar 0,12 persen (mtm), 1,66 persen (yoy), dan 0,93 persen (ytd).
Salah satu pendukung realisasi ini adalah kelompok pengeluaran transportasi yang meningkat khususnya angkutan udara seiring pelonggaran kebijakan PPKM.
Inflasi kelompok transportasi sebesar 0,33 persen (mtm) dan memberikan andil sebesar 0,04 persen yang utamanya disumbang oleh kenaikan harga pada tarif angkutan udara dengan andil 0,03 persen.
Kondisi ini mendorong komponen harga diatur pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,33 persen (mtm), dan menjadi penyumbang terbesar inflasi Oktober sebesar 0,06 persen.
Untuk komponen harga bergejolak (Volatile Food/VF) kembali mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dan 3,16 persen (yoy) setelah dua bulan mengalami deflasi karena penurunan harga beberapa komoditas hortikultura.
Baca juga: Menko Airlangga ingatkan masyarakat tetap waspada cegah lonjakan COVID
Pada Oktober 2021 cabai merah justru menyumbang andil mencapai 0,05 persen atau mengalami inflasi sebesar 20,86 persen (mtm) sehingga perlu diwaspadai mengingat saat ini telah masuk musim penghujan.
Komoditas pangan lainnya yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi yakni minyak goreng 0,05 persen dan daging ayam ras 0,02 persen.
Untuk beberapa komoditas VF yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi yakni telur ayam ras minus 0,03 persen, tomat minus 0,02 persen, serta bawang merah, sawi hijau, bayam, kangkung masing-masing minus 0,01 persen.
Inflasi inti tetap menyumbang inflasi Oktober 2021 dengan andil mencapai 0,05 persen walaupun secara bulanan inflasi inti sebesar 0,07 persen (mtm) masih lebih rendah dari inflasi inti September 2021 sebesar 0,13 persen (mtm).
Selain itu perbaikan permintaan domestik tersebut juga tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dilaporkan IHS Markit pada Oktober 2021 berada pada posisi ekspansif di level 57,2.
Nilai tersebut naik dari posisi bulan sebelumnya yang berada di level 52,2 sehingga menggambarkan bahwa kondisi aktivitas usaha kembali menggeliat di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama dua bulan berturut-turut.
Nilai PMI negara-negara di ASEAN lainnya juga telah berada di level ekspansif, namun masih berada di bawah level Indonesia seperti Malaysia 52,2, Vietnam 52,1, dan Thailand 50,9.
Menko Airlangga pun memastikan pemerintah akan terus mengantisipasi transmisi kenaikan harga komoditas global dengan menjaga pasokan dalam negeri serta memastikan kelancaran distribusi terutama menjelang dan selama Hari Natal.
“Pemerintah meyakini bahwa target inflasi sampai akhir 2021 akan tetap dijaga dalam rentang sasaran,” ujar Menko Airlangga Hartarto.
Baca juga: Mobilitas meningkat, Airlangga: Program Vaksinasi COVID diakselerasi
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021