• Beranda
  • Berita
  • IFLA dorong kolaborasi perpustakaan di seluruh dunia

IFLA dorong kolaborasi perpustakaan di seluruh dunia

2 November 2021 15:18 WIB
IFLA dorong kolaborasi perpustakaan di seluruh dunia
Tangkapan layar - forum The Leaders’ Conversations 2021 dengan tema Masterplans of Libraries and Archives yang diselenggarakan secara daring, Senin (1/11/2021). ANTARA/Dokumentasi Pribadi.

Presiden Federasi Internasional Asosiasi dan Lembaga Perpustakaan (IFLA) Barbara Lison mendorong kolaborasi antarperpustakaan di seluruh dunia.

“IFLA memiliki empat arah strategis untuk periode tahun 2019—2024. Pertama, memperkuat suara dunia tentang pentingnya perpustakaan. Kedua, cara menginspirasi dan meningkatkan praktik profesional. Ketiga, adalah bagaimana menghubungkan dan memanfaatkan bidang perpustakaan. Dan keempat, membahas optimalisasi organisasi perpustakaan di seluruh dunia. IFLA mencoba untuk menjalankan keempat arah strategis tersebut dalam lima tahun ini,” ujar Barbara dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Hal itu disampaikan Barbara dalam forum The Leaders’ Conversations 2021 dengan tema Masterplans of Libraries and Archives yang diselenggarakan secara daring.

Sekretaris Utama Perpusnas Woro Titi Haryanti menjelaskan perpustakaan menjadi prioritas dalam pembangunan Indonesia. Perpusnas selaku pembina dari seluruh jenis perpustakaan di Indonesia bertanggung jawab atas terciptanya sumber daya manusia (SDM) unggul sehingga perpustakaan wajib bertransformasi.

Dia menjelaskan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dijalankan Perpusnas menargetkan perpustakaan desa agar mampu menghubungkan masyarakat dengan koleksi yang dimiliki Perpusnas melalui layanan daring, seperti Indonesia OneSearch (IOS) dan Khasanah Nusantara (Khastara).

Selain itu, katanya, dalam upaya melestarikan dan mempromosikan manuskrip Nusantara, Woro mengajak Perpustakaan Nasional Australia dan negara Asia lainnya untuk berkolaborasi dalam menghimpun manuskrip Nusantara yang masih berada di luar Indonesia.

“Dengan demikian, harapan kami manuskrip-manuskrip tersebut bisa dikenal di seluruh dunia,” katanya.

Woro Titi menambahkan kerja sama merupakan hal yang harus dilakukan, mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi, hingga sektor swasta. Untuk itu, Perpusnas mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang perpustakaan.

“Pertemuan rutin tersebut bertujuan untuk memberi pemahaman lebih baik tentang fungsi perpustakaan yang telah bertransformasi, yakni untuk belajar, berbagi dan beraktivitas. Kerja sama ini dibuka untuk semua jenis perpustakaan,” ucap Woro,

Sementara itu, CEO Perpustakaan Nasional Singapura atau NLB Singapore Ng Cher Pong menyatakan bahwa NLB Singapore memiliki rencana kolaborasi yang diperuntukkan bagi mitra dan komunitas.

“LAB25 adalah undangan untuk berkolaborasi dengan NLB Singapore guna menata kembali perpustakaan dan arsip dalam menjadi pendamping yang lebih kuat bagi masyarakat saat kita melibatkan sosial, budaya dan ekonomi untuk berkembang bersama,” kata Pong.

The Leaders Conversations merupakan kegiatan yang diselenggarakan pertama kali secara virtual pada 2020. Kegiatan itu digunakan sebagai wadah bagi para pemimpin perpustakaan, baik dari dalam maupun luar Asia dan Oseania untuk berbagi wawasan tentang perkembangan besar dalam dunia perpustakaan. Inisiatif ini mendapat dukungan besar dari IFLA dan IFLA Regional Kantor Regional untuk Asia dan Oseania karena selaras dengan Visi Global IFLA.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021