"Berdasarkan data World Bank, 80 persen UMKM yang terhubung dalam ekosistem digital punya daya tahan yang lebih baik. UMKM selamat dalam menjalankan usahanya karena mengadopsi teknologi digital," ujar Teten dalam sambutannya pada konferensi pers virtual yang digelar Tokopedia, Selasa.
Teten juga mengungkapkan hasil riset United Nations Development Programme (UNDP) pada Oktober 2021 yang menunjukkan bahwa kendala yang dialami UMKM selama pandemi adalah kekurangan biaya produksi 35,2 persen, penurunan permintaan 30,2 persen, regulasi pemerintah 27,5 persen, akses keuangan 4,9 persen, dan bahan baku 2,2 persen.
Baca juga: Kadin harap digitalisasi UMKM dapat tingkatkan penyaluran kredit
Namun, kata dia, kehadiran UMKM di ekosistem digital sangat berdampak positif sehingga para pemilik usaha dapat bertahan bahkan mengembangkan usaha mereka.
Teten juga mengatakan bahwa UMKM berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pasalnya, lanjut dia, saat ini UMKM telah mendominasi 99,9 persen atau sekitar 65,4 juta dari pelaku usaha di Indonesia dan berkontribusi 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional serta menyerap tenaga kerja hingga 97 persen.
"Pelaku UMKM khususnya usaha mikro, termasuk warung, berpotensi memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan serta pemulihan ekonomi nasional," ujar Teten.
Oleh karena itu, Teten mengatakan bahwa Kemenkop UKM terus berupaya mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong transformasi digital, salah satunya dengan menargetkan 30 juta UMKM dapat terhubung ke dalam ekosistem digital pada 2024.
Baca juga: Literasi dorong UMKM adopsi digital dan ekonomi nasional
Hingga akhir September 2021, ujarnya, sebanyak 16,4 juta UMKM telah masuk ke ekosistem digital. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan sebelum pandemi.
"Pandemi membuka peluang bagi ekonomi digital untuk terus tumbuh, di mana potensi nilai ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2025, transaksi ekonomi digital diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun," kata Teten.
Teten menambahkan, pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mencapai target tersebut.
Dia berharap, langkah tersebut tidak hanya mampu meningkatkan jumlah UMKM atau warung yang terhubung dengan ekosistem digital, namun juga meningkatkan literasi digital dan kesejahteraan pemilik usaha.
Baca juga: Teten terus dorong UMKM lakukan transformasi digital
Baca juga: BSSN nilai keamanan digital UMKM penting
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021