Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, Ibrahim, di Sidikalang, Selasa, mengatakan kegiatan itu dijadikan sebagai kick off karena akan menjadi perjalanan panjang selama 5-6 tahun ke depan dalam pengembangan kopi Sidikalang.
Dimana kelompok tani yang ikut dalam pelatihan budidaya ini dipilih atas rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Dairi.
Berbicara mengenai kopi, Ibrahim menuturkan bahwa cerita dibalik kopi ini yang sangat menarik, dimana perjalanan satu biji kopi hingga disajikan barista kopi yang akan dituangkan dalam sebuah cerita.
Sesuai dengan Data BPS, Ibrahim utarakan luas lahan kopi di Sumatera Utara sebanyak 95 ribu hektar, namun memiliki kendala produktifitas dimana jumlah kopi yang dihasilkan tidak memuaskan yakni sebanyak 785 kg/hektar.
"Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, kopi ini harus ada pohon pelindung, masa pemupukan harus tepat serta saat pemangkasan. Inilah yang akan diperdalam selama pelatihan ini," ucap Ibrahim.
Untuk kedepannya, Ibrahim harapkan pelatihan budidaya kopi di Desa Perjuangan akan menjadi tempat percontohan pembelajaran kopi di Dairi bahkan Sumatera Utara.
Beberapa lingkup dalam pelatihan tersebut dikatakan Ibrahim adalah tentang budidaya serta melakukan analisis budi daya sesuai good agriculture practices kopi.
"Kami berharap program ini akan menjawab peningkatan nilai tambah potensi kopi dan mampu mewujudkan kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi," pungkas Ibrahim.
Kick Off dan pelatihan budidaya kopi tersebut ditandai dengan penandatanganan antara Pemkab Dairi dan Bank Indonesia serta penanaman secara simbolis kopi di lahan demplot yang telah disediakan.
Adapun varietas kopi yang ditanam adalah Kopi Arabica varietas Komasti dan Kopi Robusta dilahan seluas kurang lebih 2 hektar.
Gapoktan Berkarya binaan Bank Indonesia sendiri memiliki anggota sebanyak 48 orang petani yang berasal dari kelompok tani Desa Perjuangan, Desa Dolok Tolong dan Desa Kentara.
Pewarta: Juraidi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021