Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri olahan ikan, udang, hingga rumput laut agar lebih produktif dan inovatif sehingga bisa berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor, mengingat peluang hilirisasi di sektor tersebut masih cukup besar.Upaya strategis ini membawa dampak luas bagi perekonomian nasional mulai dari penerimaan devisa hingga penyerapan tenaga kerja
“Kami sedang memacu agar industri olahan ikan, udang dan rumput laut ini dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam kita. Upaya strategis ini membawa dampak luas bagi perekonomian nasional mulai dari penerimaan devisa hingga penyerapan tenaga kerja,” kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Supriadi di Jakarta, Selasa.
Supriadi menegaskan pihaknya meminta kepada pelaku industri olahan ikan, udang dan rumput laut untuk terus diversifikasi produk mereka yang punya nilai ekonomi tinggi.
“Langkah ini antara lain kami pacu melalui peningkatan investasi atau pemanfaatan teknologi. Tentunya, untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan pasar saat ini,” tuturnya melalui keterangan tertulis.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin telah menjalankan beberapa program kerja, di antaranya pelaksaan bimbingan teknis sertifikasi halal, sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat (germas) melalui peningkatan konsumsi produk perikanan, penyusunan SNI produk pangan berbasis perikanan, dan pengembangan pangan fungsional berbasis perikanan.
Supriadi mengemukakan kinerja industri olahan perikanan di Indonesia pada 2020 mengalami peningkatan dari sisi utilisasi, ekspor, dan produksi.
Utilisasi industri ini pada tahun lalu naik menjadi 58 persen dengan nilai ekspor mencapai 4,48 miliar dolar AS dan total produksi 1,6 juta ton.
“Total volume ekspor produk olahan perikanan tumbuh 10,6 persen di tahun 2020, dengan penyumbang terbesar berasal dari komoditas ikan beku. Sedangkan, dari sisi nilai, ekspor produk olahan perikanan tumbuh 7,24 persen di tahun 2020, dengan penyumbang terbesar dari komoditas udang olahan,” sebutnya.
Sementara itu, nilai ekspor industri pengolahan rumput laut mencapai 96,19 juta dolar dan produksinya sebesar 26.611 ton pada 2020.
“Produk olahan rumput laut dari Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis, agar-agar dan karaginan,” katanya.
Secara global saat ini Indonesia menempati posisi ke-7 untuk negara eksportir agar-agar dan peringkat ke-6 sebagai negara eksportir karaginan. Di sisi lain, secara volume ekspor, Indonesia merupakan negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput laut kering.
“Pada tahun 2019, nilai ekspor olahan rumput laut sekitar 49,75 persen dari nilai ekspor rumput laut kering, dengan produk olahan utama untuk diekspor, yaitu karaginan. Persentase tersebut meningkat menjadi 53,79 persen pada 2020, meskipun di tengah dampak pandemi COVID-19,” ungkap Supriadi.
Sebelumnya, Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyampaikan pihaknya turut aktif meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk olahan ikan guna mendorong produktivitas industri olahannya dan mendukung program pencegahan stunting.
“Solusi yang paling dekat adalah mengupayakan konsumsi ikan karena Indonesia mempunyai potensi perikanan yang sedemikian besar,” kata Putu.
Apalagi, kata dia, ikan merupakan salah satu sumber pangan lokal yang dapat dikembangkan karena sehat dan kaya akan kandungan gizi mikro.
Konsumsi ikan nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Konsumsi ikan nasional naik dari 47,34 kg/kapita/tahun pada 2017 menjadi 54,50 kg/kapita/tahun pada 2019 dan pada 2021 konsumsi ikan nasional ditargetkan sebesar 60 kg/kapita/tahun.
“Jika kita mampu merevitalisasi dan mengembangkan industri makanan dan minuman, termasuk industri pengolahan pangan, akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemenuhan gizi masyarakat,” ujar Putu.
Baca juga: Kemenperin dorong konsumsi olahan ikan untuk cegah stunting
Baca juga: Kemenperin dorong peningkatan investasi bahan penolong pengolahan ikan
Baca juga: Kemenperin targetkan industri olahan ikan naik 90 persen
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021