"Sedang disinergikan, jadi antara Kemensos dan KemenPPPA, dua data itu masuk dalam petugas yang sama. Artinya tim itu dibentuk bersama, kemudian saling memastikan dan memadankan," ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar di Jakarta, Selasa.
KemenPPPA bekerja sama dengan UNICEF dengan pendataan RapidPro, mendata anak kehilangan orang tua akibat terdampak COVID-19 sebanyak 29.882, menurut data yang dipaparkan Menteri PPPA Bintang Puspayoga.
RapidPro merupakan perangkat lunak berbasis SMS yang dikembangkan oleh UNICEF global untuk memudahkan kegiatan pemantauan dan identifikasi masalah di lapangan dengan memfasilitasi pencatatan data, pelaporan dan pengiriman umpan balik secara aktual.
Sementara data Kementerian Sosial mencatat per tanggal 1 November 2021, terdapat 38.360 anak yang menjadi yatim, piatu, dan yatim piatu akaibat COVID-19.
"Apakah data yang ada di RapidPro ada di Kemensos, lalu kemudian dipilah dan ditindaklanjuti untuk bantuan sosial seperti apa. Lalu untuk kebutuhan lain misalnya yang saat ini, lembaga masyarakat, pemerintah daerah, dunia usaha mau mendukung, bisa kita fasilitasi," ujar dia.
Sehingga, menurut Nahar, data tersebut menjadi sangat penting, di samping untuk saat ini gunanya untuk mengetahui titik anak-anak tersebut di seluruh Indonesia.
Terlebih, kata dia, saat ini yang terpenting adalah menyiapkan program permanen untuk anak-anak tersebut guna memastikan tumbuh kembang anak bisa disiapkan dengan baik oleh pemerintah.
"Kendalanya ada dua yang kami temukan. Pertama, RapidPro ini berbasis pelaporan, tentu atas inisiatif perorangan atau lembaga yang ingin melaporkan keberadaan anak-anak yang kehilangan orang tuanya," ujar dia.
Sistem pelaporan tersebut akan terus dibuka sampai batas waktu yang dibutuhkan di masing-masing program yang dikerjakan di KemenPPPA, khususnya dalam mendata anak-anak terdampak COVID-19.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021