• Beranda
  • Berita
  • Kesenian Tradisional Macapat Kehilangan Generasi

Kesenian Tradisional Macapat Kehilangan Generasi

13 Maret 2011 19:02 WIB
Pamekasan (ANTARA News) - Kasi Pembinaan Seni Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisi, Dinas Pemuda Olah Raga dan Kebudayaan Pamekasan, Madura, Jawa Timur Halifaturrahman mengakui, kesenian macapat telah kehilangan generasi, karena sudah tidak ada lagi generasi muda yang mau mempelajarinya.

"Ini memang problem perkembangan kesenian tradisional yang ada di Pamekasan dan Madura pada umumnya secara keseluruhan," kata Halifaturrahman kepada ANTARA, Minggu.

Bahkan, kata dia, hal ini tidak hanya terjadi pada kesenian tembang macapat, namun hampir semua jenis kesenian tradisional lainnya.

Menurut dia, perkembangan kemajuan teknologi informasi dengan ketersediaan sarana televisi yang setiap saat dan setiap waktu selalu menampilkan jenis kesenian telah mampu menggeser kesenian tradisional yang sudah ada. "Hal semacam ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami," katanya.

Oleh sebab itu, sambung Halifaturrahman, ke depan perlu dilakukan upaya-upaya terstruktur untuk tetap mempertahankan hazanah budaya, termasuk jenis kesenian tradisional yang ada di Madura, termasuk di Pamekasan untuk tetap berkembang.

Salah satunya, kata dia dengan melakukan "rekreasi" terhadap kesenian tradisional, sehingga jenis kesenian itu bisa tampil dengan menarik, tanpa menghilangkan nilai tradisi yang ada.

Sehingga, dengan cara seperti itu, akan banyak generasi muda tertarik untuk mempelajarinya. "Tapi memang sering kali ada problem, khawatir pakem keseniannya hilang," katanya.

Menurut Halifaturrahman, di Pamekasan sebenarnya upaya "rekreasi" terhadap kesenian tradisional itu sebagian telah dilakukan, khususnya pada jenis kesenian tari tradisional.

Ia menyebutkan seperti tari "badhek mekasen" (batik Pamekasan), dan tari "parabhan pesisir (perawan pesisir).

Tari "rondhing" dan tari "topeng gethak" yang merupakan jenis kesenian tari tradional bernilai sejarah di Pamekasan tersebut, menurut Halifaturrahman, juga mulai ada sentuhan-sentuhan kreativitas untuk berwajah modern.

"Kesenian tembang macapat itu, saya perlu juga melakukan `rekreasi` agar bisa tampil menarik dan diminati kalangan generasi muda," katanya.

Halifaturrahman menambahkan, Pemkab melalui Disporabud Pamekasan memang telah melakukan upaya untuk menggali dan mengembangkan kembali jenis kesenian tradisional daerah sebagai ikon hazanah kekayaan budaya di Pamekasan.

Akan tetapi, jika upaya pemerintah hanya sepihak, dan tidak ada upaya dari kalangan seniman tradisional untuk mengubah wajah baru dalam kesenian itu, maka ia yakin tidak akan berhasil secara maksimal.(*)

(T.KR-ZIZ/A035)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011