Bayi Kelamin Ganda Tanpa Anus Dibawa Pulang

14 Maret 2011 23:57 WIB
Bayi Kelamin Ganda Tanpa Anus Dibawa Pulang
Seorang perawat menggendong bayi berkelamin ganda (perempuan dan laki-laki) dan tanpa anus yang dirawat di RS.M.Djamil Padang, Sumbar. Bayi anak kedua dari pasangan Yuliana dan Khairi dengan panjang 50 Cm dan berat 3,4 kg tersebut kondisinya masih se
Padang (ANTARA News) - Bayi berkelamin ganda dari daerah Alahan Panjang, Solok Selatan, Sumatra Barat, sudah dibawa pulang oleh kedua orang tuanya.

"Bayi kelamin ganda menjalani perawatan lebih kurang 21 hari di rumah sakit, sudah dibawa pulang oleh orang tuanya ke daerah Solok," kata Humas RSUP M Djamil Padang Gustavianof, di Padang, Senin (14/3).

Bayi berkelamin ganda tersebut merupakan anak kedua dari pasangan Yuliana (20) dan Khairi (24) warga Alahan Panjang, Solok Selatan.

Menurut dia, bayi itu masuk ke rumah sakit pada 25 Ferbauri 2011 sekitar pukul 19.00 WIB, yang merupakan kiriman dari RSUD Solok Selatan. Petugas rumah sakit kemudian merawatnya di bagian anak RSUP M Jami Padang.

"Bayi itu ketika masuk ke rumah sakit berat badannya 3,4 kilogram, dengan panjang sekitar 50 centimeter," katanya.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit telah melakukan operasi terhadap bayi tersebut, sehingga bisa untuk buang air besar.

"Dokter telah melakukan operasi terhadap bayi tersebut untuk pembuatan saluran pengeluaran buang air besar melalui perut," katanya.

Dia mengatakan, pihak rumah sakit belum melakukan operasi pengangkatan salah satu jenis kelamin bayi tersebut.

"Tim dokter ketika masih melakukan observasi kondisi bayi setelah menjalani operasi pembuatan saluran pengeluaran," katanya.

Menurut dia, bayi kelamin ganda tanpa anus tersebut selama menjalani perawatan di rumah sakit mendapatkan bantuan dari Bazda Sumbar, serta pihak lainnya yang peduli untuk membantu biaya pengobatan bayi.

"Bazda Sumbar telah memberikan bantuan untuk meringankan biaya pengobatan ketika bayi itu berada di rumah sakit," katanya.

Dia menambahkan, keluarga kurang mampu mau berobat ke rumah sakit yang miliki kartu Jamkesda sudah ditanggung oleh pemerintah.

Jamkesda hanya untuk biaya perawatan pasien kurang mampu selama di rumah sakit. "Namun beli obat selain dari rumah sakit harus ditanggung oleh pasien," kata Gustafianof. (AH/KWR/K004)


Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011