"Dari sisi konservasi kami juga berusaha meningkatkan status dari tumbuhan satwa langka yang ada di Indonesia ini agar tidak mengalami kepunahan contohnya spesies karang langka," kata Ratih usai acara peresmian gedung BBIL di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
BBIL telah mengembangkan teknologi budidaya teripang pasir dan terumbu karang kategori CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Flora Fauna Langka).
Baca juga: PT Timah - Alobi Babel lepasliarkan 400 satwa langka
Pada kesempatan itu, BRIN melakukan pelepasliaran terumbu karang kategori CITES dan anakan teripang pasir, biota hasil budidaya BBIL.
Pelepasliaran itu dilakukan secara simbolis oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
Pada kegiatan tersebut, terdapat tiga spesies terumbu karang kategori CITES yang dilepasliarkan yakni Acropora granulosa, Porites cylindrica, dan Pocilopora verucossa, dan satu spesies teripang bernilai ekonomis penting, yakni Holothuria scabra.
Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem terumbu karang dan teripang pasir di perairan Indonesia.
BBIL juga fokus untuk mengembangkan rumput laut yang belum banyak dieksploitasi (under exploited).
Selama ini, rumput laut Eucheuma paling banyak dikembangkan.
Oleh karenanya, BBIL mengembangkan spesies yang berbeda, yaitu selada laut.
Baca juga: Pantau Gambut ajak jaga habitat satwa langka di Hari Binatang Sedunia
Baca juga: KSDA Agam lepasliar kura-kura langkak ke Cagar Alam Maninjau
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021