• Beranda
  • Berita
  • Epidemiolog: Kasus kembali meningkat, jangan euforia

Epidemiolog: Kasus kembali meningkat, jangan euforia

4 November 2021 10:45 WIB
Epidemiolog: Kasus kembali meningkat, jangan euforia
Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan berjalan di dekat spanduk imbauan untuk memakai masker di rumah sehat COVID-19 Wisma Atlet Tower 8, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (12/5/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

Sedikit bertahap melakukan pelonggaran, tidak tergesa-gesa

Masyarakat diimbau tidak euforia dan mengabaikan protokol kesehatan jelang Natal dan Tahun Baru sebab kasus COVID-19 cenderung naik beberapa hari terakhir kata seorang epidemiolog.

"Ada penambahan 801 kasus COVID-19 di Indonesia pada Rabu (3/11). Sedangkan pada Selasa (2/11) ada penambahan 612 kasus. Jangan abai dan jangan euforia, situasi ini karena sebagian besar masyarakat kita masih belum divaksin, membuat kondisinya masih sangat rawan,” kata Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman di Jakarta, Kamis.

Dicky mengibaratkan kondisi pandemi saat ini seperti dahan dan kayu kering yang rawan terbakar. "Dahan dan kayu kering itu mulai terbakar. Wabah itu seperti itu. Masyarakat harus benar-benar disiplin supaya kita enggak mengalami situasi yang buruk lagi,” katanya.

Selain itu, kata Dicky, Indonesia perlu belajar dari pengalaman Singapura yang terlalu awal melakukan pelonggaran aktivitas masyarakat.

Baca juga: Epidemiolog: Gelombang lanjutan bisa dicegah bila konsisten bermasker

Baca juga: Epidemiolog: Pandemi terkendali, risiko kasus aktif masih tinggi


“Akibatnya kan fatal, yang rugi kita sendiri, lebih baik kita bertahan, sedikit bertahap melakukan pelonggaran, tidak tergesa-gesa, tetap terukur, tetap sabar menunda aktivitas liburannya dalam kota dulu, seperti itu dilakukan,” katanya.

Secara terpisah Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan memastikan COVID-19 di Indonesia saat ini masih terkendali berdasarkan indikator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maupun perhitungan angka reproduksi efektif.

“Namun masyarakat dan pemerintah harus tetap berhati-hati agar wabah ini tetap terkendali. Seiring dengan pelonggaran mobilitas dan aktivitas penduduk, protokol kesehatan harus selalu dilaksanakan,” katanya.

Penggunaan aplikasi PeduliLindungi juga harus dilakukan secara konsisten. “Syarat penggunaan moda transportasi harus dipatuhi, tes dan pelacakan kontak erat harus tetap tinggi serta cakupan vaksinasi harus segera ditingkatkan pada kabupaten/kota yang cakupannya masih rendah,” katanya.

Baca juga: Pemerintah sesuaikan aturan baru prokes cegah gelombang lanjutan

Baca juga: Pakar: Natal dan Tahun Baru beri tantangan besar kepada pemerintah 



#ingatpesanibu 
#sudahdivaksintetap3M 
#vaksinmelindungikitasemua 
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021