"Sektor terbesar penyaluran KUR adalah perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1,2 triliun atau 57,6 persen dari total penyaluran," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi NTT Catur A. Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan penyaluran KUR dari Lembaga Jasa Keuangan untuk mendorong pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat di NTT hingga September 2021.
Catur menjelaskan setelah sektor perdagangan besar dan eceran, persentase penyaluran KUR terbesar diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15,1 persen, konstruksi 9,2 persen, jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 5,7 persen.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, kata dia nilai penyaluran KUR di NTT hingga September 2021 yang tercatat sebesar Rp2,2 triliun menempati urutan ke-23 secara nasional.
Lebih lanjut ia menjelaskan dari sisi skema, penyaluran KUR terbesar yaitu KUR Mikro sebesar Rp1,3 triliun, diikuti KUR Super Mikro Rp201 miliar.
Catur menjelaskan target persentase penyaluran KUT di NTT antara sektor produksi dan non produksi yaitu 60 persen berbanding 40 persen, namun realisasi pada posisi September 2021 masih 42 persen berbanding 48 persen.
Oleh sebab itu ke depan, masih perlu terus didorong agar penyaluran KUR karena dari sisi urgensi KUR dapat digunakan untuk mengangkat sektor-sektor produktif di NTT.
Baca juga: NTT peroleh dana KUR pertanian Rp1 triliun
Baca juga: Penyaluran KUR NTT Rp127,25 Miliar
Baca juga: Bank Himbara salurkan kredit Rp104 miliar untuk pemulihan ekonomi NTT
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021