• Beranda
  • Berita
  • BI perkirakan minyak goreng bakal sumbang inflasi awal November

BI perkirakan minyak goreng bakal sumbang inflasi awal November

5 November 2021 17:19 WIB
BI perkirakan minyak goreng bakal sumbang inflasi awal November
Ilustrasi: Sejumlah minyak goreng kemasan milik pedagang Sukatmi di Pasar Blok A, Jakarta Selatan (27/10/2021). ANTARA/Sihol Hasugian (ANTARA/Sihol Hasugian)

Sementara itu beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar minus 0,01 persen (mtm)

Bank Indonesia memperkirakan beberapa komoditas akan menyumbang inflasi pada pekan pertama November 2021 yaitu minyak goreng, cabai merah, daging ayam ras, hingga sabun dan detergen bubuk.

Jika dirinci, minyak goreng diperkirakan BI menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month to month/mtm), cabai merah sebesar 0,03 persen (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta sabun detergen bubuk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

“Sementara itu beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar minus 0,01 persen (mtm),” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenkeu: Inflasi berpotensi menguat karena mobilitas meningkat

Secara keseluruhan, jika mengacu pada Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan pertama November 2021, perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,09 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,54 persen (year on year/yoy).

Erwin mengatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mengawasi secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” ujarnya.

Baca juga: CORE: Perlambatan kasus COVID-19 bakal dorong konsumsi lebih tinggi


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021