• Beranda
  • Berita
  • Menko PMK dorong alat olahraga difabel diproduksi lokal

Menko PMK dorong alat olahraga difabel diproduksi lokal

6 November 2021 19:29 WIB
Menko PMK dorong alat olahraga difabel diproduksi lokal
Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Menpora Zainudin Amali menyaksikan pertandingan bulutangkis Peparnas XVI Papua yang baru memasuki babak penyisihan, Sabtu (6/11). ANTARA Papua/Muhsidin.

Beda sekali seandainya bisa diproduksi di Indonesia, saya yakin jauh lebih murah

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong peralatan olahraga bagi difabel bisa diproduksi di dalam negeri.

"Kendala event paralimpik adalah keterbatasan peralatan yang dibutuhkan para atlet. Karena harus spesifik dan customized," kata Muhadjir, saat meninjau Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Sabtu.

Customized yang dimaksudkan, kata dia, peralatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan setiap atlet dan tidak bisa dipakai sembarang orang.

Baca juga: Menko PMK berharap banyak rekor pecah di Peparnas Papua

"Bahkan, hanya untuk satu orang saja. Jadi, membutuhkan biaya besar," kata Menko PMK.

Ia mencontohkan kursi roda untuk berbagai cabang olahraga memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.

"Kursi roda saja kan macam-macam. Kursi roda untuk lari, untuk badminton, untuk tolak peluru beda-beda. Sebagian besar belum bisa memproduksi, masih impor," ujarnya.

Semestinya, kata dia, Peparnas menjadi momentum bagus untuk tolok ukur perencanaan penyediaan atau produksi alat olahraga untuk kalangan difabel.

Jadi, Muhadjir mengatakan pengembangan prestasi kalangan difabel nantinya berjalan dengan lebih baik karena tidak bergantung suplai produk dari luar negeri.

"Untuk kursi roda saja paling tidak harganya Rp50 juta per unit, itu customized. Jadi, tidak bisa digunakan banyak orang," katanya.

Baca juga: Menko PMK dan Menpora saksikan pertandingan bulu tangkis Peparnas

Jika peralatan tersebut bisa dibuat di dalam negeri, Muhadjir yakin akan jauh lebih murah dan bisa menekan biaya.

"Beda sekali seandainya bisa diproduksi di Indonesia, saya yakin jauh lebih murah. Karena salah satu kendala kita untuk menyetarakan hak difabel dalam olahraga ini adalah terbatasnya peralatan atau piranti yang sangat dibutuhkan," tegasnya.

Peparnas Papua diikuti oleh 1.985 atlet penyandang disabilitas dari 34 provinsi yang akan berupaya mencetak sejarah sebagai yang terbaik.

Mereka akan berlomba untuk menyumbang medali bagi kontingen masing-masing pada Peparnas ke-16 yang digelar pada 6-13 November 2021.

Para atlet berlaga pada 12 cabang olahraga, terdiri atas angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja.

Baca juga: Persiapan Peparnas XVI Papua cabang angkat berat sudah capai 95 persen

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021