Percepatan transformasi digital berpotensi meningkatkan serta mendorong sektor perdagangan, usaha, dan membuka lapangan kerja secara global.
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dalam publikasinya melansir, peningkatan penggunaan teknologi digital akan menciptakan sekitar 65 juta pekerjaan baru setiap tahunnya di Asia dan Pasifik hingga tahun 2025.
Sedangkan, nilai perdagangan regional juga diperkirakan akan naik 1 triliun dolar AS per tahun sepanjang lima tahun ke depan.
Potensi tersebut diterjemahkan sebagai peluang untuk mengembangkan ekosistem digital yang menjadi bagian daripada upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia oleh pemerintah.
Dalam wawancara terbatas di sela-sela keikutsertaan Indonesia di Expo Dubai 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menyampaikan, transformasi dan akselerasi ekonomi digital Indonesia adalah prioritas pemerintah saat ini.
Sebab, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan di dunia yang akan datang adalah ekonomi digital. Hal ini tentu tidak hanya sebatas e-commerce, tapi mencakup kegiatan ekonomi yang lebih luas seperti keuangan, perjalanan, dan kesehatan.
Populasi besar menjadi salah satu kekuatan utama Indonesia pada sektor ekonomi digital, lantaran memiliki jumlah pengguna internet yang mencapai 197 juta orang. Bahkan angka ini juga diproyeksikan akan bertambah menjadi 250 juta orang pada tahun 2050.
Adapun e-commerce pada 2030 diperkirakan memberikan kontribusi hingga Rp1.908 triliun atau sekitar 33-34 persen dari total nilai ekonomi digital.
Sementara kontribusi besar lainnya akan bersumber dari skema Business to Business (B2B), termasuk supply chain dan logistik sebesar Rp763 triliun, atau 13 persen.
Kemudian, online travel sebesar Rp575 triliun atau 10 persen, corporate services Rp529 triliun atau setara 9 persen.
Untuk itu, Indonesia siap menangkap peluang tersebut. Pemerintah tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar, namun memanfaatkan peluang agar pelaku-pelaku usaha Indonesia menjadi bagian dari kemajuan ekonomi digital di Tanah Air.
Untuk mewujudkan hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) akan mengatur regulasi sektor perdagangan ekonomi digital, agar Indonesia tidak ketinggalan dalam memanfaatkan peluang tersebut, mengingat banyak hal-hal terkait perdagangan digital yang belum diatur.
Misalnya, soal persaingan hingga norma-norma keadilan perdagangan, di mana Mendag ingin memastikan terwujudnya perdagangan yang adil dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk itu, pada momen National Day Indonesia di ajang Expo 2020 Dubai yang digelar di Al Wasl Plaza dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Indonesia mendeklarasikan komitmen kepada publik mancanegara untuk menjadikan ekonomi digital sebagai bagian dari ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.
Komitmen dunia usaha
CEO GoTo William Tanuwijaya pada kesempatan Expo 2020 Dubai menyampaikan komitmennya untuk turut membangun ekosistem digital di Indonesia, salah satunya lewat bergabungnya Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo.
William menyoroti soal jasa ekonomi digital saat ini, di mana teknologi justru membantu usaha kecil menjadi besar.
Lewat produk GoJek, Tokopedia, dan GoPay, setiap harinya GoTo bekerja sama dengan jutaan mitra pengemudi, dan puluhan juta mitra dari ekonomi kerakyatan, yang artinya layanan digital yang disediakan berperan dalam mengangkat kesejahteraan bangsa.
Terkait komitmen GoTo untuk mencapai tiga zero, yakni zero emission, zero waste, dan zero barrier, perusahaan berupaya menyelesaikan masalah sosial yang ada di Indonesia.
Namun, tanpa terasa perusahaan juga menjadi bagian dari masalah. Di antaranya, banyaknya pengemudi yang menghasilkan polusi dari kendaraan mereka. Selain itu, kemasan pada setiap paket yang dikirimkan, juga berkontribusi negatif terhadap lingkungan.
Untuk itu, GoTo akan mengeluarkan inovasi untuk terus mengembangkan ekonomi digital sekaligus berinovasi dalam menciptakan bisnis yang ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan kendaraan listrik pada GoJek, serta menetapkan standardisasi yang aman dan ramah lingkungan untuk Tokopedia.
Jika hal tersebut terwujud, maka Indonesia diyakini tidak hanya sekadar menjadi potensi pasar, tetapi bisa mengambil posisi sebagai pemimpin dan panutan dalam pengembangan jasa ekonomi digital yang ramah lingkungan di masa depan.
Sementara itu, Presiden Direktur Telkomsel Hendri Mulya Syam menyampaikan bahwa Telkomsel membuka semua peluang bagi semua orang, termasuk dalam hal memajukan ekonomi digital dan menjadi bagian dari ekosistem di dalamnya.
Pada kesempatan Expo 2020 Dubai, Telkomsel menampilkan inovasi teknologi dan solusi digital yang berkontribusi pada percepatan sektor ekonomi digital dan kreatif Indonesia, khususnya dalam memajukan industri lintas sektor di Indonesia.
Diharapkan, hal tersebut dapat mendorong lebih banyak lagi investasi dan kerja sama di Indonesia, baik itu untuk investasi, perdagangan, maupun sektor pariwisata.
Menurut Hendri, sejak akhir 2015 dan seterusnya, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat pesat. Telkomsel semakin siap menangkap peluang dengan menghadirkan jaringan 5G di Indonesia.
Komisaris Telkomsel Yose Rizal menambahkan, Indonesia siap bangkit dari dampak pandemi COVID-19 dan membuka peluang ekonomi digital di Tanah Air.
Sejalan dengan keinginan pemerintah, Telkomsel membidik agar ekonomi digital harus dinikmati oleh masyarakat Indonesia dan dibangun oleh talenta-talenta bangsa.
Dengan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha, ekosistem digital di Indonesia sangat mungkin dicapai dalam waktu dekat.
Baca juga: Generasi muda punya peran penting dorong ekonomi digital
Baca juga: Platform digital jembatani kebangkitan UMKM
Baca juga: Akselerasi perbankan digital buka peluang dan inklusi keuangan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021