Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendukung penerapan layanan medis kesehatan menggunakan obat tradisional nusantara yang diprakarsai rumah sakit umum pusat Mohammad Hoesin Palembang.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya di Palembang, Senin, mengatakan, ide penggunaan obat tradisional merupakan terobosan yang baik apalagi obat tersebut sudah dimanfaatkan lebih dahulu oleh masyarakat sebelum mengenal obat kimia, karena dianggap memiliki khasiat yang bagus untuk kesehatan tubuh.
Sehingga bila rumah sakit memadukan penggunaan obat tradisional dengan obat-obat kimia tentu yang diharapkan proses penyembuhan dapat lebih baik.
Baca juga: Keunggulan fraksi sebagai bahan baku obat tradisional dan suplemen
“Pemerintah pasti mendukung karena ide ini bagus. Paling tidak penggunaan obat kimia bisa diseimbangkan dengan obat tradisional bila digunakan di rumah sakit,” kata dia.
Sementara Direktur Utama RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Bambang Eko Sunaryoto mengatakan, obat-obatan tradisional menjadi alternatif dari pengobatan menggunakan obat bahan kimia.
Baca juga: Pakar: Data empiris sebagai bukti nyata keamanan jamu nusantara
Obat tradisional yang digunakan meliputi ramuan herbal rempah-rempah untuk pengobatan berbagai penyakit seperti jamu-jamuan dan minyak oles yang sebelumnya sudah melewati proses penelitian sehingga aman untuk digunakan.
“Penggunaan obat tradisional seperti jamu-jamuan sudah kami terapkan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan,” ujarnya.
Baca juga: Menjaga kesehatan dengan tumbuhan tradisional saat pandemi
Menurutnya, penggunaan obat tersebut sifatnya lebih kepada pencegahan dan penguatan daya tahan tubuh selebihnya masih menggunakan obat kimia, dengan kadar yang telah ditentukan sesuai kebutuhan pasien.
Obat tradisional digunakan untuk jenis penyakit seperti diare, kolesterol, asam urat, diabetes militus, ataupun penyakit jantung atau lainnya sesuai rekomendasi dari dokter yang menangani.
“Sesuai kebutuhan dan rekomendasi dari dokter tujuannya untuk meningkatkan kesehatan pasien dan mendukung kearifan lokal,” katanya.
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021