"Karena kita harus belajar dari negara-negara terutama di Eropa, sempat terjadi kasus luar biasa kembali hingga saat ini, karena sempat kendor dan lengah pada protokol kesehatan di sana," kata Reisa dalam bincang-bincang Kementerian Kesehatan bertajuk "Tetap Waspada Saat COVID-19 Melandai" yang dipantau di Jakarta, Senin.
Reisa mengungkapkan saat ini kasus COVID-19 di Indonesia konsisten melandai. Bahkan per 6 November lalu, angka positivity rate COVID-19 di Indonesia di bawah 1 persen. Kendati demikian, Reisa mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar tidak lengah dan tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat umum.
Dia menerangkan catatan Satgas Penanganan COVID-19 yang menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kasus di 9 provinsi Indonesia dalam sepekan terakhir. Peningkatan kasus terjadi di Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua. Namun, Reisa menyatakan bahwa peningkatan kasus tersebut masih dalam batas wajar atau terkendali.
Baca juga: MUI: Kebijakan penanganan COVID-19 harus integral
Baca juga: Jubir: Disiplin prokes dapat cegah gelombang ketiga COVID-19
Reisa yang juga merupakan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru menjelaskan bahwa pembukaan aktivitas di berbagai tempat umum seperti lingkungan kantor atau pusat perbelanjaan harus dibarengi dengan ketatnya protokol kesehatan untuk menghindari terjadinya lonjakan kasus.
"Jadi meskipun sekarang melandai, tapi ingat kita masih dalam kondisi pandemi. Dibukanya aktivitas, harus diimbangi dengan ketatnya protokol kesehatan," kata Reisa.
Per hari kemarin, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 444 kasus dengan total menjadi 4.248.165 kasus. Jumlah tersebut konsisten melandai di bawah angka 1.000 kasus per hari sejak pertengahan Oktober 2021.*
Baca juga: Satgas COVID-19: Pembukaan kegiatan keagamaan berdasarkan pedoman WHO
Baca juga: Reisa: Jumlah vaksin saat ini cukup kejar target vaksinasi nasional
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021