Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan pelatihan optimalisasi biji kopi sebelum dan sesudah panen dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Omah Kopi Mandiri di Bumi Perkemahan Jurang Senggani, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung,Saat ini terdapat 14 dari 62 UMKM penghasil kopi binaan Bank Indonesia yang telah menembus pasar ekspor
"Bank Indonesia memiliki komitmen untuk bersinergi dengan pemerintah dan swasta, membantu pemulihan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat melalui pengembangan UMKM dan pariwisata," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Wihujeng Ayu Rengganis di Kediri, Senin.
Pihaknya mengungkapkan komoditas kopi lokal dinilai memiliki prospek cerah untuk menggerakkan ekonomi nasional dan meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini juga ditopang oleh produksi dan konsumsi dalam negeri dengan nilai ekspor yang besar.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada tahun 2021 pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton. Sementara berdasarkan data World Top Export 2020, nilai ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar USD 821 juta, atau 2,6 persen terhadap total ekspor dunia dan menempati peringkat 10 dunia.
"Tentu produktivitas dan mutu kopi lokal masih dapat terus ditingkatkan mengingat potensinya yang luar biasa," kata dia.
Ia menambahkan, pengolahan kopi di Indonesia saat ini masih didominasi oleh usaha skala mikro dan kecil, yakni 94,5 persen produksi dipasok dari perkebunan kopi rakyat.
"Perlu adanya perhatian khusus dengan meningkatkan produktivitas dan memperbaiki sistem pengolahan. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan teknik optimalisasi biji kopi sebelum dan sesudah panen secara benar, sehingga produktivitas dan mutu kopi lokal menjadi lebih baik," ujar dia.
BI Kediri juga sudah mendampingi para petani kopi di Tulungagung. Petani kopi Kawasan Sendang, Kabupaten Tulungagung menanam dua jenis kopi yakni Arabika dan Robusta.
Melalui pelatihan yang diselenggarakan, kata dia, diharapkan Kopi Sendang mampu bersaing dengan kopi nusantara lainnya dan memiliki pasokan yang cukup untuk memenuhi pasar permintaan kopi yang terus meningkat dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Kopi sendang diharapkan juga dapat mendukung pariwisata sebagai oleh-oleh khas asli Tulungagung," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto yang juga hadir dalam acara tersebut menambahkan bahwa Bank Indonesia melakukan sejumlah program pengembangan UMKM kopi di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia dengan cakupan pembinaan dari hulu ke hilir, guna mendorong optimalisasi kuantitas maupun kualitas komoditas kopi di dalam negeri.
Saat ini terdapat 14 dari 62 UMKM penghasil kopi binaan Bank Indonesia yang telah menembus pasar ekspor, baik langsung maupun tidak langsung.
"Pada sisi hulu, BI melakukan konservasi lahan, penyediaan air bersih, penyediaan mesin pengolahan, sementara pada hilir, BI membantu UMKM memperkenalkan produk kopi ke mancanegara melalui wisata edukasi kopi atau mendekatkan UMKM kepada investor," kata Budi.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Anggota Komisi XI DPR-RI Dapil Jatim VI, M. Sarmuji dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tulungagung Bambang Ernawan.
Pelatihan dihadiri oleh 60 anggota KUB Omah Kopi Mandiri, sebagai upaya bersama dalam meningkatkan keterampilan petani agar dapat meningkatkan produktivitas dan mutu kopinya.
Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan suvenir dan bantuan kepada KUB Omah Kopi dan Pokdarwis Side Rejo selaku pengelola Bumi Perkemahan Jurang Senggani, sebagai upaya konkret Bank Indonesia pada pengembangan UMKM kopi dan pariwisata di Indonesia, dan Tulungagung pada khususnya. Bantuan diberikan secara simbolis.
Baca juga: BI tanam 200.000 bibit kopi di Pegunungan Dieng
Baca juga: BI Bali motivasi UMKM ekspor kopi ke Eropa dan Australia
Baca juga: BI Sulsel bina UMKM kopi luwak di Malino
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021