Indeks acuan S&P/ASX 200 mengakhiri sesi dengan 0,24 persen atau 18,00 poin lebih rendah menjadi 7.434,20 poin, setelah kehilangan 0,06 persen pada Senin (8/11/2021).
Saham-saham bank yang terdiri dari sekitar sepertiga dari indeks acuan turun satu persen, karena NAB kehilangan 0,8 persen setelah memperingatkan berlanjutnya tekanan pada margin pinjaman di tahun fiskal 2022 meskipun melampaui perkiraan laba tahunan.
Itu menyebabkan tiga bank besar Australia lainnya turun antara 1,2 persen dan 1,6 persen.
Baca juga: Saham Australia turun, kerugian besar bank lampaui penambang yang kuat
“Keuntungan tunai besar NAB telah gagal mengesankan investor, yang mungkin memberi bobot lebih pada ekspektasi bank untuk tahun fiskal 22,” kata Kunal Sawhney, CEO firma riset ekuitas Kalkine Group.
Pekan lalu, saingannya Westpac Banking Corp juga memicu kecemasan investor setelah mengungkapkan bahwa mereka harus mengambil margin keuntungan besar untuk mengembangkan bisnis hipoteknya.
Saham sektor energi merosot satu persen karena saham kelas berat Woodside Petroleum dan Santos masing-masing jatuh 1,2 persen dan 1,3 persen.
Baca juga: Saham Australia akhir pekan ditutup naik, catat minggu terbaik sebulan
Namun, para penambang negara itu terangkat 1,4 persen untuk menandai kenaikan tertajam mereka dalam lebih dari tiga minggu karena harga tembaga yang kuat, didukung oleh disahkannya RUU infrastruktur senilai satu triliun dolar AS di Amerika Serikat.
BHP Group, yang memiliki eksposur ke tembaga terbesar di antara penambang top negara itu, menambahkan 1,0 persen. Fortescue Metals Group menguat 1,8 persen, sementara penambang bijih besi Rio Tinto kehilangan 0,2 persen karena harga komoditas turun.
Newcrest Mining, produsen emas terbesar yang tercatat di bursa Australia, turun 1,6 persen setelah perusahaan melayangkan rencana untuk membeli penambang Kanada Pretium Resources dalam kesepakatan 2,80 miliar dolar AS.
Saham-saham terkait emas lainnya naik 0,7 persen karena harga emas mencapai level tertinggi dua bulan, didukung oleh penurunan dolar AS dan kekhawatiran inflasi yang terus-menerus.
Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru membalikkan penurunan awal menjadi berakhir 0,38 persen atau 49,28 poin lebih tinggi menjadi 13.090,58 poin.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021