Jumlah korban yang tewas serta hilang dalam gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu telah mencapai angka 26.000 orang, dan ratusan ribu lainnya masih berada di tenda-tenda evakuasi.
Kobayashi, yang akan membalap untuk tim Sauber dalam lomba pembuka musim balap F1 tahun ini di Melbourne Minggu (27/3), meminta Formula Satu untuk menggunakan daya tarik internasionalnya untuk membantu Jepang.
"Kami benar-benar membutuhkan bantuan dunia untuk menghadapi keadaan ini," kata Kobayashi.
"Situasi di Jepang benar-benar buruk dan jika GPDA (Asosiasi Pembalap F1) dan FIA (Federation Otomotif Internasional) bisa membantu, itu akan sangat berarti bagi, kami sungguh sangat membutuhkan pertolongan mengingat gawatnya situasi," tambah Kobayashi.
"Banyak sekali orang yang sudah tidak punya rumah lagi, dan tanpa makanan dan sandang yang memadai, keadaan sungguh sangat tidak mudah bagi mereka," ungkap Kobayashi.
"Jadi saya pikir pada saat ini kita perlu memikirkan apa yang dapat kita lakukan, yang pasti kita perlu saling bantu, dan untuk saat ini kami yang membutuhkan bantuan itu," kata Kobayashi.
Kepolisian Nasional Jepang mengatakan dalam data terakhir mereka bahwa 9.700 orang telah dipastikan meninggal dan 16.501 orang lagi secara resmi terdaftar sebagai orang hilang -- sehingga jumlah total korban mencapai 26.201 orang -- akibat dari bencana luar biasa itu.
Gempa itu tercatat sebagai bencana alam paling mematikan semenjak 1923 ketika terjadi Gempa Besar Kanto yang memakan korban lebih dari 142.000 jiwa.
Kobayashi (24) adalah salah satu pembalap paling gigih di lintasan F1 saat ini dengan reputasinya yang berani melakukan aksi menyalip di tempat-tempat yang pembalap lain tidak akan berani untuk mencobanya.(*)
(H-OKS/I015)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011