• Beranda
  • Berita
  • Andhika Pratama si juru bahasa isyarat pada Peparnas XVI Papua

Andhika Pratama si juru bahasa isyarat pada Peparnas XVI Papua

10 November 2021 16:31 WIB
Andhika Pratama si juru bahasa isyarat pada Peparnas XVI Papua
Andhika Pratama, Juru Bahasa Isyarat pada Peparnas XVI Papua, tengah bertugas di media center, Rabu (10/11/2021). ANTARA News Papua/Hendrina Dian Kandipi.
Bagi yang sering menonton tayangan TV maupun publikasi media center berupa video terkait Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua, pasti akrab dengan sosok seorang pria muda di bagian kanan bawah pada tampilan layar TV.

Sosok pria muda itu bernama Andhika Pratama. Ia membantu para penyandang disabilitas yang tidak dapat mendengar atau tuli untuk memahami apa yang hendak disampaikan di layar kaca dengan bahasa isyarat menggunakan jari dan tangannya.

Andhika Pratama si juru bahasa isyarat  mendalami keahliannya dalam berbahasa isyarat karena memang sejak awal dia sangat tertarik terhadap bahasa khusus tersebut.

"Saya itu juru bicara yang berangkat dari ketertarikan terhadap bahasa isyarat, karena ada ketertarikan ini, saya mencoba untuk menekuninya sampai terbilang cukup menjadi juru bahasa dari teman-teman tuli," katanya kepada Antara di Jayapura, Rabu.

Menurut Andhika, ketika sudah mulai mengenai bahasa isyarat, dirinya berfikir untuk mencoba agar apa yang dia pelajari bisa bermanfaat terutama menjadi jembatan atau akses untuk informasi dan komunikasi bagi teman-teman tuli.

"Mengingat juga kini sumber daya manusia juru bahasa isyarat di seluruh Indonesia masih sedikit dan saya mencoba menambah jumlahnya sekaligus juga tidak hanya lewat begitu saja kemampuan ini," ujar mahasiswa Universitas Indonesia tersebut.

Dia menjelaskan selagi bisa dan mempunyai kesempatan, maka waktu yang ada akan diupayakan semaksimal mungkin membantu teman-teman tuli dan bisa memberi akses kepada kaum tuli supaya bisa menikmati hal yang dibicarakan sehingga bisa mengangkat kesetaraan.

"Ketertarikan ini pertama kali muncul di kampus saya yakni Universitas Indonesia, di program saya ada mata kuliah bahasa isyarat Indonesia, mulai dari situ saya belajar, kadang juga saya berkunjung ke laboratorium riset bahasa isyarat Indonesia, yang berdekatan dengan kampus," katanya lagi.

Andhika mempelajari bahasa isyarat dari 2017 awal dan hingga kini sudah berlangsung selama kurang lebih empat tahun. Selain di Peparnas, Andhika juga sudah ditugaskan ke berbagai tempat, baik acara komunitas maupun acara bersifat nasional. Pada Asian Para Games lalu ia diminta Lembaga Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia membantu mengalihbahasakan ujaran lisan ke dalam isyarat.

Selain itu, Andhika juga terlibat dalam kegiatan media center, badan penanggulangan bencana dan lainnya yang kesemuanya merupakan penugasan yang diperoleh dari Pusat Layanan Bahasa Isyarat (PLBI).

Bagi Andhika, yang berasal dari Pulau Jawa, berkunjung ke Papua di event peparnas merupakan pengalaman pertama dan ia berharap dapat membantu semaksimal mungkin atlet tuli yang sedang bertanding juga masyarakat tuli agar bisa menikmati serta memperoleh informasi yang setara.

Baca juga: Lukas Enembe sebut Peparnas XVI Papua adalah panggung kesetaraan
Baca juga: Peparnas Papua 2021 untuk Indonesia yang setara nan inklusif

 

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021