Puncak peringatan HUT ke-53 TIM digelar secara terbatas di halaman Gedung Teater Besar, TIM Jakarta Pusat, Rabu malam.
Baca juga: Seniman lintas komunitas rayakan HUT ke-53 Taman Ismail Marzuki
"Pertama kali saya tampil di TIM tahun '68, yaitu saat berdirinya TIM dan diresmikan Gubernur Ali Sadikin," kenang Sutardji sebelum membacakan karyanya di depan para seniman.
Pria yang dijuluki sebagai Presiden Penyair Indonesia itu membacakan dua puisi dengan lantang, walau usianya sudah menginjak 80 tahun.
Sesekali ia beranjak dari kursi. Penonton yang juga seniman komunitas TIM bersorak dan bertepuk tangan seraya memberi semangat Sang Pujangga angkatan 1970-an itu.
Kehadiran Sutardji sebagai penampil dinilai mengembalikan kerinduan bagi penggemar sastrawan, terutama dari genre puisi dan sajak.
Baca juga: Jakpro: pembukaan proyek TIM ke publik bentuk keterbukaan informasi
"Saya sudah lama tidak melihat Pak Tardji tampil dan bacakan puisi. Apalagi ini pertama kali sejak pandemi bisa lihat penampilan secara langsung," kata Lida, salah satu penonton.
Selain Sutardji, sejumlah pertunjukan ditampilkan dalam Puncak Peringatan HUT ke-53 TIM, yakni teater monolog David Karo-Karo, pertunjukan tari dari Cikini Art Stage (CAS), pembacaan puisi oleh Sihar Ramses Simatupang.
Kemudian, juga ada penampilan grup musik dari Jali Gimbs, Arafat Ensamble, Lokal Ambience dan RTJ Band, serta pemutaran Film Puisi "Binatang Jalang" karya Charil Anwar dari sutradara Exan Zen dan produksi Under Banner.
Baca juga: Proyek revitalisasi TIM dibuka untuk umum setiap Kamis
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021