Keberhasilan nelayan skala kecil di Pulau Buru, Provinsi Maluku yang berhasil meraih sertifikasi ekolabel global perikanan sebagai wujud menjaga keberlanjutan perikanan diapresiasi organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC).Perikanan tuna Serikat Nelayan Fair Trade Pulau Buru Utara, Maluku pada bulan Mei 2020 menjadi perikanan tuna sirip kuning pancing ulur pertama di dunia dan perikanan kedua di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi perikanan MSC
"Melalui program perbaikan perikanan MSC bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan Program Perbaikan Perikanan di Indonesia atau Fisheries Improvement Project (FIP), termasuk di Pulau Buru," kata Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Label MSC biru pada produk makanan laut mengartikan bahwa produk berasal melalui perikanan tangkapan alam yang telah disertifikasi secara independen terhadap standar berbasis sains MSC.
Ia menjelaskan nelayan perikanan Pulau Buru telah bergerak menuju keberlanjutan lebih dari delapan tahun terakhir bersama mitranya Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), organisasi nasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat nelayan demi mencapai keberlanjutan.
Perjalanan nelayan bersama mitranya berupaya untuk mendukung nelayan pancing ulur ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) dalam mencapai sertifikasi MSC.
Perjalanan panjang, kata dia, akhirnya membuahkan hasil maksimal ketika nelayan skala kecil yang beroperasi dengan armada kapal berkapasitas satu atau dua orang menggunakan pancing ulur ini berhasil menunjukkan praktik keberlanjutannya terhadap standar global MSC.
"Perikanan tuna Serikat Nelayan Fair Trade Pulau Buru Utara, Maluku pada bulan Mei 2020 menjadi perikanan tuna sirip kuning pancing ulur pertama di dunia dan perikanan kedua di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi perikanan MSC," katanya.
Perikanan di Buru, Provinsi Maluku, menurut dia, telah menjalankan program perbaikan perikanan (FIP) sejak April 2013 dan tersertifikasi menurut standar perikanan tangkap Fair Trade Amerika Serikat (AS) sejak Oktober 2014.
Perikanan ini terdiri atas sebanyak 123 nelayan yang teroganisasi dalam 9 serikat Fair Trade.
Dalam program perbaikan perikanan di Indonesia, MSC bersama KKP mewujudkan melalui sinergi kerja sama, termasuk dengan Pmerintah Provinsi Maluku, serta mitra pelaksana, yang dikhususkan mendukung percepatan penyusunan Harvest Strategy Perikanan (Strategi Pemanfaatan Perikanan) di kepulauan Indonesia.
Pada tahun 2019, MSC menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan KKP untuk bekerja di 5 wilayah kerja, termasuk MoU dengan Dinas Perikanan Provinsi Maluku pada akhir 2019.
Ia menjelaskan MSC memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bagi anggota asosiasi dan pemangku kepentingan untuk mendorong dan memberikan pemahaman yang tepat mengenai teknis perikanan berkelanjutan, baik perikanan maupun Rantai Pengawasan.
Kegiatan, kata dia, juga mencakup dan memfasilitasi rapat koordinasi untuk pertemuan dalam membangun pemahaman di antara para pemangku kepentingan mengenai kemajuan FIP nasional dengan memberikan para pemangku kepentingan kerangka kerja menuju perbaikan.
Sementara itu, terkait dengan apresiasi MSC kepada nelayan Pulau Buru itu, sebagai salah satu bentuk dukungan publikasi perikanan Indonesia pada momentum Hari Ikan Nasional 2021, pihaknya memproduksi sebuah video dokumenter mengenai keberhasilan nelayan skala kecil Pulau Buru yang telah memenuhi standar keberlanjutan MSC dan sudah diakui secara global.
Pada 28 Oktober hingga 2 November 2021, MSC bersama mitra melakukan kegiatan produksi film pendek perjalanan nelayan Pulau Buru menuju keberlanjutan di Desa Waipure, Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru.
Perjalanan para nelayan bersama mitra selama lebih dari delapan tahun dalam perbaikan perikanan itu kini telah membuahkan hasil maksimal bagi alam dan kesejahteraan manusianya, kata Hirmen Syofyanto.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Abdul Haris Anwar menyatakan peluncuran film dokumenter nelayan Pulau Buru yang akan dilakukan bertepatan dengan Hari Ikan Nasional 2021 pada 21 November nanti akan menjadi hal positif.
Yakni, akan menginspirasi perikanan dan nelayan wilayah lainnya secara nasional maupun global untuk mewujudkan upaya bersama dalam Program Perbaikan Perikanan menuju keberlanjutan sumber daya laut, katanya.
Baca juga: MSC-KKP luncurkan platform pelatihan perikanan berkelanjutan
Baca juga: Prestasi dunia kelompok nelayan tuna Pulau Buru raih ekolabel MSC
Baca juga: KKP gelar pelatihan jaga kualitas ikan tuna untuk ekspor
Baca juga: Memperkuat kolaborasi penangkapan ikan secara berkelanjutan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021