Pemerintah Kota Jakarta Selatan mengoptimalkan kembali juru pemantau jentik (Jumantik) untuk mengantisipasi sekaligus memberantas jentik nyamuk penyebab penyakit deman berdarah (DBD) di wilayah itu karena kasusnya mengalami kenaikan hingga November 2021.Kasus DBD kita juga sedang lacak
"Kasus DBD kita juga sedang lacak. Jadi, sekarang sudah PPKM level satu, sehingga Jumantik bisa door to door untuk aktif kembali. Kalau kemarin waktu masih level tiga dan empat, kita mengandalkan Jumantik mandiri," kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin usai meninjau vaksinasi di Kebayoran Lama, Kamis.
Adapun, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, mencatat adanya kenaikan kasus DBD, sehingga menjadi 424 kasus per November 2021.
Padahal pada Juni 2021 kasus demam berdarah di Jakarta Selatan masih tercatat 206 kasus yang tersebar di 10 kecamatan.
Baca juga: Sudin Kesehatan Jaktim ajak warga jadi jumantik di rumah sendiri
Dari 206 kasus itu, tercatat Kecamatan Pesanggrahan menjadi penyumbang paling banyak ditemukan kasus demam berdarah yakni mencapai 42 kasus.
"Jadi, memang sedang ada kenaikan," kata Munjirin.
Munjirin mengatakan, saat ini pihaknya tengah melacak warga di wilayah mana saja yang terjangkit DBD guna melakukan penanganan terbaik, baik lewat penyemprotan dan menggerakkan secara masif Jumantik) atau pun dengan cara lainnya.
Munjirin menambahkan bahwa pihaknya tidak menutup keterlibatan pihak lain untuk memberantas penyakit tersebut.Baca juga: 26 warga Cipayung terjangkit DBD sejak Januari 2021
Namun demikian, pihak tersebut mesti terlebih dahulu berkoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan terkait petunjuk teknisnya di lapangan.
"Tetapi tetap harus koordinasi dulu dengan dinas kesehatan karena ada petunjuk-petunjuk khusus, mana yang boleh dan mana yang tidak karena harus ada pengecekan lokasi tersebut," kata dia.
Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021